HARGA BBM

Ketika Jokowi Ingin Umumkan Sendiri Harga BBM

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2014 07:28 WIB
Cerita lain dibalik bergantinya lokasi pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi dari Kantor Menko Perekonomian ke Istana Negara.
Presiden Joko Widodo. (REUTERS/Damir Sagolj)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ada cerita menarik dibalik bergantinya lokasi pengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dari Kantor Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian ke Istana Negara yang menjadi kantor Presiden. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said beberapa jam sebelum Jokowi mengumumkan kenaikan harga premium dan solar sebesar Rp 2.000 per liter tersebut.

"Presiden mengatakan kalau mengumumkan yang sulit-sulit seperti ini harus dilakukan oleh beliau sendiri. Itu sebabnya pengumuman dilakukan sendiri oleh Presiden," kata Sudirman di Kantor Menko Perekonomian, Senin (17/11).
Presiden mengatakan kalau mengumumkan yang sulit-sulit seperti ini harus dilakukan oleh beliau sendiri. Sudirman Said

Pada kesempatan yang sama Menko Perekonomian Sofyan Djalil mengaku tak kuasa menolak permintaan atasannya yang ingin mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut. Namun Sofyan berharap kenaikan harga BBM bersubsidi Rp 2.000 per liter tidak akan terlalu memberatkan rakyat.

"Harga BBM naik tidak tinggi karena terbantu harga minyak mentah dunia yang turun," jelas Sofyan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menjelaskan selama ini penyaluran subsidi BBM tidak tepat sasaran. Untuk itu pemerintah perlu mengubah skema pemberian subsidi dari yang sifatnya konsumtif menjadi lebih produktif. "Untuk menghindari miss alokasi bantuan subsidi, maka konsepnya diubah hanya untuk kegiatan yang sifatnya produkti bukan konsumtif," jelasnya.

Mantan Wakil Menteri Keuangan dan Ketua Badan Kebijakan Fiskal tersebut menjelaskan fluktuasi harga minyak selama ini membuat realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) meleset dari target. Salah satu penyebabnya adalah porsi belanja subsidi BBM yang cukup besar dalam postur anggaran negara.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER