Jakarta, CNN Indonesia -- Pada perdagangan Selasa (2/12) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang
support 5.128-5.148 dan
resisten 5.172-5.186 dengan prediksi penurunan volume perdagangan.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan meski data-data ekonomi telah dirilis Badan Pusat Statistik, tapi tampaknya
mood trading pelaku pasar sedikit berkurang.
Menurut Reza pelaku pasar tidak hanya meresponse dan mengantisipasi kondisi makro dalam negeri. Namun, juga mencermati sentimen global terutama dengan masih berlanjutnya penurunan harga minyak yang berimbas pada harga-harga komoditas dan masih melemahnya sejumlah indeks manufaktur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Potensi laju IHSG yang dapat tertahan dan kembali melemah masih dimungkinkan. Investor sebaiknya mencermati sentimen yang ada dan mewaspadai potensi pembalikan arah,” ujarnya melalui surat elektronik dikutip Selasa (2/12).
Reza menilai, dalam ulasan sebelumnya laju pergerakan IHSG diperkirakan tidak banyak mengalami perubahan. Apalagi dengan dirilisnya data-data makro membuat pasar cenderung tertahan dan berpotensi kembali melemah jika rilis data-data tersebut di bawah perkiraan.
“Laju IHSG pun memang sempat mengalami pelemahan, terutama setelah dirilis inflasi yang di atas perkiraan kami,” jelasnya.
Menurutnya rilis inflasi sebesar 1,50 persen
month on month (MoM) hanya beda tipis dari perkiraan pihaknya di kisaran 1,30 - 1,49 persen. Namun lebih rendah dari 7,73 - 8,05 persen
year on year (YoY), membuat efek negatif dari kenaikan inflasi tersebut tereduksi.
“Apalagi tampaknya pelaku pasar telah mengantisipasi bahwa dengan adanya kenaikan harga BBM memberikan imbas pada kenaikan harga sejumlah barang sehingga berpengaruh pada lonjakan inflasi,” ungkapnya.
Bahkan efek negatif tersebut makin tereduksi dengan tercatatnya surplus neraca perdagangan Oktober 2014 senilai US$ 23,2 juta, sesuai harapan pasar. Reza menyatakan pihaknya sempat memprediksi masih adanya defisit dengan nilai sebesar US$ 123 juta hingga US$ 204 juta.
“Namun masih berlanjutnya aksi beli bersih investor asing pada perdagangan sebelumnya turut menopang penguatan IHSG, meskipun dari sisi rupiah masih melanjutkan depresiasi. Adapun transaksi asing kembali tercatat
nett buy (dari Rp 28,76 miliar menjadi Rp 67,71 miliar),” jelasnya.