Jakarta, CNN Indonesia -- Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Sugiharto memasang target tinggi bagi empat orang direktur baru perseroan. Mulai dari meningkatkan produksi minyak dan gas bumi, membangun kilang baru, sampai memberikan bukti bisa menjadikan Pertamina perusahaan multinasional.
“Pak Dwi Soetjipto (Direktur Utama Pertamina) bukan orang baru di Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Beliau berhasil bawa PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menuju kancah internasional, dan satu-satunya BUMN yang sudah bisa multinasional. Saya harap dia bisa melakukan hal sama di Pertamina dengan leadershipnya,” kata Sugiharto di Jakarta, Rabu (3/12).
Sugiharto yang juga pernah menjabat sebagai Menteri BUMN tersebut menuturkan, tiga pekan lalu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menanyakan apakah Pertamina bisa dipercaya pemerintah untuk dapat mengelola Blok Mahakam setelah habisnya kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation pada 31 Desember 2017 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sugiharto menyebut hal tersebut sebagai bentuk kepercayaan pemerintah kepada Pertamina yang tidak boleh disia-siakan. “Saya terharu Menteri ESDM menanyakan hal tersebut lalu memastikan Pertamina diizinkan mengelola Mahakam secara penuh,” kata Sugiharto.
Target Tinggi
Namun, selain menyampaikan pujian dan harapan kepada jajaran direksi baru Pertamina, Sugiharto juga meminta mereka untuk dapat memenuhi target yang diharapkan pemerintah sebagai pemegang saham tunggal perusahaan.
Pertama, Pertamina ditargetkan bisa meningkatkan produksi minyak dari rata-rata 526 ribu barel per hari (BPH). Target tersebut diharapkan bisa terbantu dengan segera diperolehnya tambahan produksi dari Blok Cepu tahun depan. “Kita lihat akhir 2015 realisasinya,” tegasnya.
Kedua, dengan kemampuan keuangan yang dimilikinya Pertamina diharapkan bisa menanamkan lebih banyak modal di proyek pembangunan kilang dan meningkatkan produktivitas kilang yang ada.
Sugiharto mencatat enam kilang Pertamina yang beroperasi saat ini yaitu kilang Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan, dan Kasim sesungguhnya memiliki kapasitas mengolah minyak mentah sampai 1,05 juta barel. Namun karena karena teknologi produksi yang dimiliki kilang-kilang tersebut sudah tua, Pertamina hanya mampu mengolah 800 ribu barel saja.
“Pertamina bisa memberikan dividen dan pajak ke negara Rp 85 triliun tahun lalu. Seharusnya laba juga bisa digunakan untuk bangun kilang minyak baru. Pertamina harus tingkatkan kapasitas produksi kilang menjadi dua kali lipat sesuai permintaan Presiden Joko Widodo. Hal ini prioritas kita,” kata Sugiharto.