Jakarta, CNN Indonesia -- Untuk mencegah semakin banyak warga Indonesia yang tinggal di perbatasan bekerja di negara lain, pemerintah mengajak pengusaha membangun industri di daerah-daerah perbatasan yang bersinggungan langsung dengan negara lain.
Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan (BNPP) meminta bantuan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) untuk dapat menggiatkan anggotanya berinvestasi di perbatasan dengan dukungan pemerintah. “Terutama di perbatasan yang dekat dengan Malaysia, karena banyak warga kita yang kerja disana dan mendapat bayaran lebih tinggi dibandingkan pekerjaan yang mereka lakukan di Indonesia,” kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Pemberdayaan Daerah Natsir Mansyur di Jakarta, Jumat (5/12).
Natsir berhitung rata-rata warga perbatasan asal Indonesia yang bekerja di Malaysia mampu mengantongi 600 ringgit Malaysia atau setara Rp 2,1 juta per bulan. Meskipun harus bekerja di sektor non-formal dan kerap menjadi incaran petugas Malaysia karena tidak memiliki izin melintas perbatasan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk dapat mengurangi minat warga Indonesia bekerja di Malaysia, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbatasan James Budiono menilai dibutuhkan pembangunan industri yang mampu menyerap tenaga kerja dengan bayaran yang layak.
Namun diakuinya untuk membangun industri di perbatasan, pengusaha tidak bisa melakukannya sendiri. Pemerintah harus membangun infrastruktur jalan untuk menjangkau daerah tersebut.
"Masalahnya adalah konektivitas. Pemerintah harus menyediakan lebih banyak konektivitas seperti darat, laut, dan udara. Selain sebagai daya tarik investasi, nantinya logistik pangan yang tadinya mahal juga akan lebih efisien" tegasnya.