Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memastikan pembangunan 10 pabrik gula baru di Indonesia sebagai upaya untuk mengurangi impor demi mencapai ketahanan pangan. Hal ini dilakukan pemerintah menganggap pemerintahan lama yang dipimpin oleh bekas Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak peduli dengan masalah gula padahal industri gula memegang peranan penting bagi Indonesia.
“Kami pastikan selama masa pemerintahan ini, kami akan bangun 10 pabrik gula tambahan. Kalau misalkan swasta tidak ada yang minat bangun, pemerintah yang akan bangun" ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) di Jakarta, kemarin.
Diakui JK, gula merupakan salah satu kebutuhan pokok karena dikonsumsi oleh seluruh golongan masyarakat. Untuk itu, JK menilai pengelolaan gula harus dilakukan secara menyeluruh dari mulai segi produksi hingga konsumsi agar permasalahan gula ini tidak berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pekerjaan rumah pemerintah membangun 10 pabrik gula baru menurutnya tidak akan mudah. Sebab ada banyak pihak di Indonesia yang tetap menginginkan jumlah produksi industri gula tanah air tidak mencukupi untuk memenuhi konsumsi gula masyarakat dan industri. Sehingga mau tidak mau, pemerintah kembali dipaksa mengizinkan impor. JK menyebut perilaku importir seperti ini sebagai mafia gula.
“Indonesia memang akan menuju swasembada pangan, dan gula termasuk salah satu fokus kami. Tapi di luar sana ada banyak sekali mafia pangan yang mengatur harga pangan, termasuk gula. Ini akan kita urusi secepatnya. Jangan bikin malu, impor gula melulu,” tegas JK.
Setali tiga uang dengan JK, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil juga mengatakan bahwa masalah produksi gula di Indonesia harus dibenahi. Menurutnya, penambahan produksi gula ini diperlukan untuk mengurangi konsumsi gula rafinasi yang belakangan ini dijadikan pilihan konsumsi.
"Pabrik gula kita dibangun tahun 1800-an jadi sudah tua. Akhirnya pemerintah izinkan pembangunan pabrik gula rafinasi. Awalnya untuk industri tapi lama kelamaan malah jadi alternatif konsumsi,” ujar Sofyan.
Sofyan mengatakan bahwa hal tersebut menjadi disinsentif bagi industri gula di Indonesia. Sofyan beserta Jusuf Kalla mengatakan bahwa bukan saatnya pemerintah bungkam dalam menghadapi permasalahan produksi dan konsumsi gula.