Jakarta, CNN Indonesia -- Prognosa terakhir yang dilakukan PT Pertamina (Persero), kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini jebol sebanyak 1 juta kiloliter (KL). Angka itu didapat setelah perseroan mempertimbangkan penaikan harga BBM bersubsidi pada November kemarin.
"Prognosa Kami di September, Oktober dan November ada di angka 1,9 juta KL. Kemudian direvisi menjadi 1,3 juta KL dan akhirnya 1 juta KL di prognosa Desember," tutur Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di Jakarta, Jumat (12/12).
Dwi menerangkan, adanya penurunan angka 300 ribu KL dari prognosa November ke Desember terjadi karena PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) tak memenuhi kewajibannya dalam menyalurkan BBM bersubsidi ke masyarakt.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AKR merupakan perusahaan penyalur BBM bersubsidi seperti halnya Pertamina yang tahun ini mendapat jatah sebesar 640 ribu KL, tapi dalam pelaksanaannya hanya mampu menyalurkan BBM sebesar 340 ribuKL. Alhasil, kelebihan tersebut akan menutupi jebolnya kuota BBM bersubsidi Pertamina sampai akhir tahun nanti.
"Tak terserapnya BBM tadi akhirnya diberikan ke BPH Migas yang nantinya akan disalurkan ke Pertamina," terangnya.
Atas dasar hal tersebut, Direktur Marketing Retail Pertamina Ahmad Bambang memastikan pasokan premium bersubsidi hingga akhir tahun mencukupi. "Untuk premium cukuplah sampai akhir tahun. Kalau solar bakal kurang," ujarnya.