KEBIJAKAN MENTERI

Mau Jual Gedung, Menteri Rini Belum Lapor Jokowi

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 13:16 WIB
Presiden Joko Widodo mengaku senang menterinya banyak yang berinisiatif melakukan penghematan anggaran. Namun, langkah efisiensi harus dikaji bersama.
Seorang perempuan melintasi halaman Gedung BUMN di Jakarta, Rabu (17/12). Menteri BUMN Rini Soemarno berniat menjual gedung Kementerian BUMN setinggi 22 lantai yang hanya ditempati 250 orang karyawan guna memangkas pengeluaran kementerian dan biaya operasional. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum menerima laporan tentang rencana penjualan gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari anak buahnya yang menjadi pimpinan di gedung tersebut, Rini Soemarno.

"Belum tahu. Belum masuk ke saya," ucap Jokowi kepada pers seusai membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (18/12).

Mantan Gubernur Provinsi DKI Jakarta itu mengaku senang jika banyak menterinya mengambil inisiatif untuk melakukan efisiensi anggaran. Namun, langkah yang diambil untuk mengejar efisiensi tersebut tentu harus dikaji oleh seluruh anggota kabinet.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Efisiensi, karena perintahnya Menteri BUMN kepada semua BUMN harus efisien. Dengan cara apa, itu yang belum mengerti. Pasti ada kalkulasi dan ada hitung-hitungannya sendiri,” tutur Jokowi. Dia mengaku akan menunggu laporan resmi dari Menteri BUMN Rini Soemarno terkait wacana penjualan gedung kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut.

Di Istana Kepresidenan kemarin, Rini kembali menegaskan rencana penjualan gedung yang sekarang digunakannya untuk bekerja sehari-hari. Bahkan dia mengaku tengah menyiapkan payung hukum untuk menjual gedung bekas kantor pusat PT Garuda Indonesia Tbk di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat tersebut.

“Pertama gedung itu terlalu besar sementara pegawai saya sedikit. Kemudian fisik gedung yang sudah tua juga membutuhkan biaya perawatan yang besar. Belum lagi jika gedung dipakai kerja pada hari libur, semua pendingin ruangan yang ada di gedung harus dinyalakan sehingga terjadi pemborosan listrik,” katanya.

Tingginya biaya operasional penggunaan gedung menurut Rini telah menyita waktu sebagian pegawainya untuk mengurusi hal tersebut. “Padahal kita harus mengurus BUMN. Kalau mau dijual atau tidak itu wewenang Kementerian Keuangan. Kalaupun tidak dijual saya rela tukar gedung dengan Kementerian lain. Kami gunakan yang lebih kecil saja,” kata Rini.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER