MAFIA MIGAS

Rekomendasi Tim Mafia Migas: Larang Petral Impor BBM Ron 88

CNN Indonesia
Kamis, 18 Des 2014 15:30 WIB
Tim Reformasi Tata Kelola Migas merekomendasikan pelarangan impor BBM Ron 88 dan menghapus ketentuan pembatasan peserta tender BBM oleh Petral.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (kiri) berjabat tangan dengan Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir (kanan) usai memberi keterangan pers tentang pemanggilan petinggi Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/12). Sejumlah hal dibahas dalam pertemuan tersebut, antara lain proses pengadaan minyak mentah di dalam Petral. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Reformasi Tata Kelola Migas mengeluarkan sejumlah rekomendasi kebijakan impor bahan bakar minyak (BBM) yang selama ini dilakukan oleh Pertamina Energy Trading Limited (Petral). Rekomendasi pertama adalah melarang anak usaha PT Pertamina (Persero) itu  mengimpor BBM berkadar oktan (Ron) 88.

"Dari pada ribet-ribet mencyampur, langsung saja (impor) Ron 92," ujar Djoko Siswanto, Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas di kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kamis (18/12).

Dengan demikian, Petral hanya dimungkinkan membeli BBM berkadar oktan Ron 92 atau setaraf dengan produk Pertamax. "Kalau Singapura macem-macem, repot kita. Mending langsung Ron 92 yang dijual di seluruh dunia," tutur Djoko.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Djoko mengatakan pihaknya juga merekomendasikan penghapusan aturan mengenai perusahaan mana saja yang boleh mengikuti tender pengadaan minyak yang digelar oleh Petral. Setelah rekomendasi ini disetujui Menteri ESDM, tambah Djoko, semua perusahaan minyak hingga trader diperbolehkan mengikuti tender.

"Selain itu formulasi harga yang dipakai sekarang juga sudah enggak ada. Sekarang draf-nya lagi disusun," tuturnya.

Sebelumnya, mengacu pada aturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Petral hanya diperbolehkan membeli minyak dari National Oil Company (NOC) melalui proses tender.

Namun, rekomendasi Tim Tata Kelola Migas atau yang dikenal Tim Antimafia Migas belum final karena masih akan ada rekomendasi susulan. Daniel Purba, anggota tim yang berasal dari Pertamina, mengaku jajarannya belum menemukan kesepakatan mengenai rekomendasi terkait formulasi dan mekanisme pengadaan minyak impor.

"Belum ada. Kemungkinan baru minggu depan bersamaan dengan status kedudukan Petral yang akan dipindah atau tidak," tuturnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER