Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan realisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada tahun ini berkisar Rp 12.300 hingga Rp 12.500, jauh di bawah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) Rp 11.600.
"Kelihatannya masih di kisaran yang ada, Rp 12.300-Rp 12.500 per dolar AS, karena ini sudah periode holiday season. Jadi istilahnya semua kegiatan sudah tidak terlalu tinggi," jelas Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo usai rapat koordinasi di kantor Wakil Presiden, Senin (29/12).
Untuk menjaga stabilitas rupiah di 2015, Agus Martowardojo mengungkapkan bank sentral akan melanjutkan kewajiban menyimpan devisa hasil ekspor bagi pelaku industri migas dan non-migas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukan berarti harus dikonversi menjadi rupiah, tetapi kalau diekspor dari Indonesia, harus dibawa ke Indonesia. Nanti setelah itu dananya digunakan lagi silakan. Jangan ekspor, tapi dananya tidak pernah masuk ke Indonesia," ujar Agus.
Wakil Presiden Jusuf Kalla, kata Agus, meminta kebijakan itu diperkuat mengingat masih banyak pelaku industri atau eksportir yang 60 persen devisa hasil ekspornya disimpan di luar negeri.
"Wapres juga tadi menyampaikan salah satu yang membuat ekonomi stabil adalah kalau pasarn keuanganya dalam dan luas. Jadi kebijakan untuk adanya pasar uang yang dalam dan luas itu kami akan dorong, termasuk untuk ekspor dananya harus masuk ke Indonesia," tuturnya.
Agus berharap upaya ini dapat mengamankan likuiditas di dalam negeri sekaligus mampu menjaga stabilitas rupiah.