Pada perdagangan pekan depan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada di rentang support 5.120-5.152 dan resisten 5.178-5.205. Laju IHSG untuk mendekati level 5.200-an dinilai dapat terwujud jika aksi ambil untung (profit taking) dapat dikurangi.
Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI), Reza Priyambada mengatakan masih ada ruang bagi IHSG untuk menguat, meski hanya tersisa dua hari efektif untuk bertransaksi.
“Setidaknya dapat dimanfaatkan pelaku pasar untuk dapat kembali melanjutkan aksi belinya,” ujarnya melalui surat elektronik, Sabtu (27/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, di awal pekan lalu laju IHSG yang semula masih dapat melaju di zona hijau secara berangsur mulai melemah, dan berakhir di zona merah tepat pada peringatan Hari Ibu, 22 Desember lalu.
“Tampaknya laju IHSG tidak jauh berbeda dengan ulasan kami sebelumnya. Meski masih ada ruang untuk kembali melanjutkan penguatan, tetapi potensi tersebut terganggu dengan adanya volume jual seiring keinginan untuk profit taking,” katanya.
Reza menilai pelaku pasar masih memanfaatkan tren kenaikan untuk memasang penawaran maupun antri jual. Menurutnya tidak banyak saham-saham dengan kapitalisasi besar yang masuk jajaran top gainer, karena banyak yang terkena aksi jual.
“Harapan kami terhadap laju IHSG yang minim aksi jual sempat terwujud setelah pergerakan indeks jelang libur Natal mampu berbalik positif,” ujar Reza.
Kemudian menguatnya laju bursa saham AS dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali melakukan akumulasi pada saham-saham yang sebelumnya melemah. Hal itu terjadi meskipun terdapat anggapan laju pasar saham cenderung sepi jelang Natal.
“Bahkan berbalik melemahnya sejumlah laju bursa saham Asia juga tidak menghalangi pergerakan anomali IHSG untuk dapat berdiri di teritori hijau pada pekan ini,” katanya.