Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyatakan turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) tidak bakal mengganggu pasokan. Rini telah meminta PT Pertamina (Persero) untuk bertanggung jawab atas pasokan untuk mencegah kelangkaan BBM dan segera melakukan konversi ke Pertamax.
"Dengan penugasan ini, Pertamina tanggung jawab tidak akan ada kelangkaan BBM di Indonesia. Pertamina akan lebih efisien dan siaga menyediakan BBM di seluruh Indonesia," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (31/12).
Adapun terkait rekomendasi tim pengalihan BBM RON 88 ke RON 92, Rini menyatakan hal itu sudah dbicarakan ke Direksi Pertamina. Menurutnya, beralih dari RON 88 ke RON 92 membuat mutu BBM lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami dengan Pertamina sudah sepakat. Pertamina diberi waktu paling lama dua tahun supaya RON 88 bisa ditinggalkan dan diubah ke RON 92. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Penerapan akan kami lihat terus," ujar Rini.
Sebelumnya, Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik Sofyano Zakaria meminta Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas yang dipimpin Faisal Basri untuk pasang badan jika suatu saat ketersediaan bensin RON 92 di masyarakat langka akibat ketidaksiapan PT Pertamina (Persero) memproduksi bensin sejenis pertamax tersebut.
“Yang bilang Pertamina sanggup itu siapa? Apakah hanya staf yang dikumpulkan Pak Faisal atau sudah surat tertulis?,” ujar Sofyano kepada Faisal Basri, Ketua tim yang juga dikenal sebagai tim Antimafia Migas dalam sebuah acara diskusi di Jakarta, Sabtu (27/12). (Baca:
Pertamina Gagal Migrasi ke Pertamax, Salahkan Tim Antimafia)
Sofyano mengingatkan, rakyat akan dirugikan jika Pertamina ternyata tidak siap memproduksi atau mengadakan pertamax untuk menggantikan premium, sesuai rekomendasi Faisal Basri dan kawan-kawan. Faisal sebelumnya menyatakan BBM jenis premium tidak perlu lagi didistribusikan oleh Pertamina.