Jakarta, CNN Indonesia -- Inflasi Desember 2014 diproyeksi melonjak hingga menembus angka 2 persen akibat faktor musiman libur Natal dan Tahun Baru serta pengaruh harga BBM bersubsidi yang sempat naik pada pertengahan November. Dengan demikian, realisasi inflasi 2014 diperkirakan mencapai level 7,6 persen, meleset jauh dari target APBNP 5,3 persen.
"Kami memperkirakan inflasi Desember sekitar 2,0,7 persen sehingga keseluruhan tahun 2014 mencapai 7,69 persen," ujar Kepala Eksekutif Mandiri Institute Destry Damayanti kepada CNN Indonesia, Kamis (1/1).
Selain karena faktor harga premium dan solar yang naik pada pertengahan November 2014, Destry mengatakan lonjakan harga pangan dan ongkos transportasi publik juga turut memicu lonjakan inflasi Desember. "Ini faktor musiman karena ada libur panjang di akhir tahun," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Destry menekankan pentingnya pemerintah dan bank sentral menjaga stabilitas harga, terutama untuk bahan pangan yang bergejolak (volatile food)." Seperti harga cabai yang tinggi karena panennya kurang baik," tuturnya.
Bank Indonesia, lanjut Destry, kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuannya di level 7,75 persen. Otoritas moneter tampaknya akan mempertimbangkan kebijakan reformasi subsidi BBM pemerintah serta kondisi likuiditas yang bakal mengetat akibat kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat.
"Jadi BI kemungkinan masih akan jaga BI rate tetap di 7,75 persen," kata Destry.
Gubernur BI Agus D.W. Martowardojo sebelumnya memperkirakan
inflasi Desember akan berkisar 2 persen hingga 2,2 persen, yang merupakan tertinggi sepanjang 2014. Dengan demikian, realisasi inflasi 2014 akan menembus angka 7,7 persen.
Kendati demikian, BI menjamin dampak kenaikan harga BBM hanya akan berlangsung selama tiga bulan, yang puncaknya terjadi pada bulan lalu. BI optimistis laju inflasi pada tahun depan akan kembali stabil di kisaran 4 persen plus/minus 1 persen.
Badan Pusat Statistik dijadwalkan akan menyampaikan perkembangan inflasi bulanan pada Jumat (2/1), pukul 11.00 WIB.
(ags/ags)