Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil menegaskan pemerintah tidak ikut campur dengan keputusan PT Pertamina (persero) menaikkan harga jual gas elpiji 12 kilo gram sebesar Rp 18 ribu per tabung terhitung mulai 3 Januari 2014.
Menurutnya, baik pemerintah maupun Pertamina, tidak pernah mendapatkan keuntungan dari penjualan bahan bakar rumah tangga tersebut. "Enggak ada untung, yang ada PT Pertamina selama ini memberikan subsidi tanpa dibiayai yang sebenarnya bukan barang subsidi," ujar Sofyan Djalil di kompleks Istana Kepresidenan, Senin (5/1).
Sebelumnya, Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang telah mengumumkan
perseroan akan menaikkan harga elpiji non-subsidi ukuran 12 kilogram (kg) sebesar Rp 1.500 per kg atau Rp 18 ribu per tabung mulai Sabtu (3/1). Alasannya, Pertamina selama ini selalu merugi dalam berbisnis elpiji karena menjualnya dibawah harga keekonomian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sofyan menjelaskan elpiji 12 kilogram merupakan bagian dari produk komersil. Karenanya, harga jual produk tersebut diatur sesuai dengan peta jalan (roadmap) yang telah ditetapkan perseroan.
"Itu kan PT Pertamina, kalau kami tidak merasa (menaikan harga elpiji). Harga perekonomian kan turun dengan harga gas menurun. Tapi tentu bertahap ya," ucapnya.
(ags/ags)