Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi produksi batubara nasional tahun lalu sekitar 435 juta ton, turun 8,23 persen dari pencapaian 2013 sebanyak 474 juta ton.
“Sementara itu perkiraan ekspor batubara pada 2014 hanya mencapai 359 juta ton, turun 5,77 persen dari capaian 2013 sebanyak 381 juta ton,” ujar Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM R. Sukhyar di Jakarta, Selasa (6/1).
Menurut Sukhyar, sebanyak 251 juta ton batubara yang diekspor diproduksi pada 2014 memiliki kadar kalori dan 145 juta ton adalah batubara kalori tinggi. Sementara sisanya, 38 juta ton, merupakan batubara kalori rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati produksi turun pada 2014, Sukhyar mengatakan secara kumulatif produksinya meningkat rata-rata 14 persen per tahun sejak 2009. Sementara dari sisi konsumsi domestik hanya sekitar 20-25 persen dari total produksi nasional atau hanya tumbuh 4 persen per tahun.
“Diperlukan pengendalian produksi batubara dan meningkatkan serapan batubara domestik agar batubara dapat memberikan manfaat yang optimal bagi negara,” kata Sukhyar.
Sebagai informasi, realisasi serapan dari alokasi batu bara domestik (domestic market obligation/DMO) sepanjang 2014 hanya 76 juta ton. Padahal dalam Keputusan Menteri ESDM No. 2901/K/30/MEM/2013, target serapan ditetapkan sebanyak 95,55 juta ton.
Lebih lanjut, dari total jumlah tersebut, sebanyak 85 persen dicanangkan bagi kebutuhan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), sedangkan sisanya sebesar 15 persen dialokasikan untuk sektor industri. Adanya selisih sekitar 19,55 juta ton dari target serapan domestik karena asumsi perkiraan yang berlebih (overestimated) saat penyusunan alokasi domestik.
(ags/ags)