SWASEMBADA GARAM

Kualitas Garam Indonesia Tak Layak Ekspor

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Rabu, 07 Jan 2015 15:03 WIB
Peningkatan kualitas garam nasional menjadi fokus utama pemerintah dalam upaya untuk menekan jumlah garam yang diimpor oleh industri.
Petani mengumpulkan garam saat panen di Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Selasa (21/10). (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menilai kualitas garam produksi Indonesia belum memenuhi standar kualitas garam ekspor. Sehingga dalam waktu dekat, selain menargetkan dapat mencapai swasembada garam tahun ini, pemerintah juga akan meningkatkan kualitas garam rakyat sesuai standar industri dengan kadar NaCl 97 hingga 98 persen.

Menurut Riyanto Basuki, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha KKP peningkatan kualitas garam tersebut bukan hanya bisa meminimalisir namun juga bisa menghentikan impor karena industri dalam negeri bisa menggunakan garam produksi nasional yang sesuai kebutuhan mereka.

Riyanto mengatakan produksi garam nasional mampu mencukupi kebutuhan garam konsumsi yang mencapai 1,2 juta-1,5 juta ton per tahun. Namun, swasembada belum terjadi pada komoditas garam industri yang kebutuhannya diproyeksi mencapai 2 juta ton per tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan data KKP, pada 2014 produksi garam rakyat mencapai 2,5 juta ton. Saat terjadi anomali cuaca pada 2013, produksi garam rakyat mencapai 1,16 juta ton dengan kadar NaCl sekitar 94 hingga 96 persen. Akibatnya, produksi petani garam tidak terserap industri lantaran kadar NaCl di bawah standar.

"Kita harus tingkatkan kadar NaCl jadi 97 hingga 98 persen. Kalau bisa, garam rakyat akan masuk ke industri, tidak hanya jadi garam konsumsi," ujarnya di Kantor KKP, Jakarta, Rabu (7/1).

Dia juga menuturkan tahun ini merupakan awal bergulirnya Roadmap Pengembangan Garam Industri 2015-2019. Roadmap tersebut merupakan revitalisasi dan intensifikasi program Peningkatan Usaha Garam Rakyat (Pugar).

Tahun lalu, produksi garam dari program Pugar tercatat mencapai 2,5 juta ton dengan luas lahan tambak 24.027,83 hektare. Program ini digulirkan di 40 kabupaten atau kota, termasuk kawasan Indonesia Timur seperti Bima, Sumbawa, Lombok Tengah, Nagekeo, Ende, Kupang, Palu, Jeneponto, dan Takalar.

"Di Jawa Tengah ini total produksi tahun lalu 278.131 ton dengan lahan tambak garam 7.075,63 hektare. Sentra produksi garam ada di Pati, Rembang, Brebes, dan Jepara," kata Riyanto.

Pada 2015, pemerintah menargetkan produksi garam nasional mencapai juta ton dengan luas tambak 26.700 ha. Untuk mencapai target tersebut, pelaksanaan program Pugar diperluas menjadi 43 kabupaten atau kota. KKP juga telah menetapkan tujuh lokasi sentra Pugar, yakni Cirebon, Indramayu, Rembang, Pati, Pemekasan, Sampang, dan Sumenep.

Untuk mendukung pencapaian target tersebut, imbuhnya, diperlukan pemberdayaan garam rakyat, peningkatan produktivitas menjadi 100-120 ton per hektare, penambahan teknologi, perbaikan distribusi, serta penambahan UPG dan gudang garam.

"Gudang harus ditambah, bahkan sampai ke tingkat desa dan kecamatan. Ini untuk penyimpanan, serta menjaga kualitas dan pasokan garam ke pasar," ujarnya.

Sebagai catatan, kebutuhan garam nasional pada 2014 mencapai 4,01 juta ton per tahun yang terdiri dari 2,05 juta ton kebutuhan garam industri dan 1,96 juta ton garam konsumsi menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Sedangkan produksi garam nasional pada 2014 mencapai 2,55 juta ton per tahun yang terdiri dari garam rakyat sebesar 2,20 juta ton dan PT Garam sebesar 350 ribu ton. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER