Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir menyampaikan enam bidang riset yang selama ini dilakukan kementeriannya akan dilimpahkan kepada pelaku usaha melalui suatu perjanjian kerjasama.
Keenam bidang ini terkait program prioritas dalam pemerintahan Jokowi-JK. “Kami klasifikasikan menjadi enam di antaranya pangan, energi material maju, teknologi informasi, pertahanan dan keamanan, dan kesehatan akan dialihkan dana risetnya ke pelaku industri,” ujar Nasir di Jakarta, Rabu (7/1) petang.
Sebagai konsekuensi dari pengalihan kegiatan riset tersebut pemerintah akan memangkas 74 persen anggaran riset kementerian yang dipimpinnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Saya sudah mapping ada 31 pelaku usaha dibawah Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) yang bisa memanfaatkan riset langsung dari pendidikan tinggi. Mereka bisa order langsung kepada perguruan tinggi untuk melakukan riset enam bidang tersebut sesuai kebutuhan perusahaan,” katanya.
Nasir menyampaikan bahwa saat ini sudah ada 11 Perguruan Tinggi Negeri yang siap menghilirisasi hasil riset ke dunia usaha.
"Jika di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) itu yang badan hukum BHMN, ada 7 sekarang jadi 11. Swasta juga ada beberapa yang mulai sanggup, seperti Universitas Pelita Harapan (UPH) terkait riset kesehatan mereka lakukan," ucapnya
Nasir menjelaskan kebijakan pengalihan pembiayaan kegiatan riset ini dalam rangka persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), akibat banyaknya hasil riset dari perguruan tinggi tidak dimanfaatkan oleh dunia usaha.
"Setelah saya jadi menteri, saya lihat itu hanya disimpan di tempat dengan rapih," ucapnya.
Kementrian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi memiliki anggaran sebesar Rp 41 triliun dalam APBN 2015 dan hanya akan menerima tambahan dana Rp 115 miliar dalam APBNP 2015.
(gen)