PEMBANGKIT LISTRIK

PLN Beli Listrik Tenaga Surya dari Len Industri

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Jumat, 09 Jan 2015 18:11 WIB
Pembelian listrik tenaga surya diperkirakan bisa menghemat biaya pembelian BBM untuk pembangkit PLN sebesar Rp 1,3 miliar per bulan.
Dirut PLN Sofyan Basir. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT PLN (Persero) dan PT Len Industri (Persero) menandatangani perjanjian jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kupang dengan kapasitas 5 Megawatt peak (MWp).

PPA ditandatangani oleh General Manager PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) Richard Safkaur dan Direktur Utama Len Abraham Mose di kantor pusat PLN, hari ini (9/1).

Proyek PLTS Kupang yang dimenangkan tendernya oleh Len Industri terletak di Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Setelah memperoleh kesepakatan PPA, Len Industri akan membangun PLTS tersebut dengan biaya investasi sekitar Rp 120 miliar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Richard mengatakan pembelian listrik dari PLTS Kupang akan menghemat biaya pokok penyediaan (BPP) listrik di daerah tersebut dibandingkan menggunakan pembangkit diesel (PLTD) berbahan bakar minyak. Potensi penghematan dengan asumsi PLTS beroperasi optimal sebesar 663.275 kWh atau sebanding dengan 145.920 liter solar.

“Dengan harga bahan bakar minyak (BBM) Rp 8.876 per liter maka dalam satu bulan terdapat penghematan sekitar Rp 1,3 miliar. Listrik PLTS Kupang akan disalurkan melalui jaringan transmisi 20 kilo Volt (kV) ke sistem kelistrikan Kupang yang memiliki beban puncak 56 MW,” kata Richard dalam siaran pers, dikutip Jumat (9/1).

PLTS Kupang adalah PLTS pertama yang dibangun oleh perusahaan listrik swasta (Independent Power Producer/IPP). Pekerjaan pembangunan PLTS Kupang hingga mampu beroperasi secara komersial (Commercial Operating Date/COD) ditargetkan selesai dalam 18 bulan sejak pendatanganan PPA.

“Keberhasilan pembangunan PLTS Kupang akan menjadi tantangan bagi kami. Tentunya diharapkan dukungan PLN untuk bisa bersinergi sesama BUMN,” kata Abraham.

Dia menjelaskan Len Industri sudah mampu memproduksi modul surya sebesar 10 MW per tahun. Bahkan pada tahun ini sudah mulai memproduksi modul surya hingga 60 MW yang direalisasikan dengan pembangunan pabrik modul surya di Subang, Jawa Barat.

Belanja Modal Rp 70 Triliun

Sebelumnya Direktur Utama PLN Sofyan Basir menyatakan tahun ini perseroan membutuhkan belanja modal sebesar Rp 70 triliun yang sebagian besar akan digunakan untuk membangun pembangkit, bagian dari proyek 35 ribu MW.

Namun tidak semua kebutuhan anggaran itu akan dipenuhi dari kas perusahaan. PLN akan mencari pinjaman bank dan penerbitan obligasi.

“Kami juga mengajukan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa penyertaan modal negara (PMN),” ujar Sofyan awal pekan ini.

Sementara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil memastikan pemerintah akan memenuhi permintaan PMN dari PLN tersebut. Hal tersebut menurutnya penting untuk dilakukan karena pemerintah telah membebankan tugas mayoritas pembangunan pembangkit dalam proyek 35 ribu MW kepada PLN.

“Tahun ini pemerintah menargetkan ada 10-15 proyek pembangkit listrik yang akan dibiayai oleh PMN. Nantinya, kebutuhan itu akan diajukan dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan (RAPBNP) 2015,” ujar Menko Sofyan. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER