Jakarta, CNN Indonesia -- Guna mendukung sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP), 19 Kementerian/Lembaga telah menempatkan petugas penghubung (
liaison officer/LO) sebanyak 66 orang di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan LO yang ada di
front office bertugas memberikan layanan penerimaan permohonan perizinan maupun konsultasi dari investor. Sementara pemrosesan izin dilakukan oleh LO yang bertugas di
back office.
"Seluruh perangkat pendukung PTSP telah siap," ungkapnya di Jakarta, Kamis (15/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Franky mengatakan BKPM dan Kementerian/Lembaga sudah siap untuk melayani proses perizinan terintegrasi (
end to end) bidang usaha untuk sektor kelistrikan, industri, kawasan industri, kawasan pariwisata dan pertanian. Selain itu, PTSP Pusat juga siap melayani izin-izin investasi yang tidak terkait dengan bidang usaha
end to end di atas yang diterbitkan kementerian lain.
"Kami siap melayani proses 134 kelompok perizinan dari 1.249 bidang usaha. Investor akan dipermudah dari sisi layanan perizinan," kata Franky.
Adapun PTSP Pusat di BKPM direncanakan diresmikan oleh Presiden Jokowi pada akhir Januari mendatang. Hal ini merupakan realisasi visi Pemerintahan Jokowi-JK untuk mendorong investasi dengan mengatasi hambatan perizinan.
Target InvestasiDengan mempermudah layanan investasi, Franky optimistis akan banyak investor lama maupun baru yang semakin nyaman menanamkan modalnya di Indonesia. Atas dasar itu, dia berani menargetkan total
angka investasi langsung (direct investment) yang masuk ke Indonesia naik menjadi dua kali lipat pada 2019.
"Dengan improvisasi dalam kemudahan perizinan, kami menargetkan pertumbuhan
double nilai investasi dalam lima tahun ke depan, dari Rp 457 triliun menjadi Rp 933 triliun pada 2019," ujarnya.
Presiden Joko Widodo memasang target pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen selama 2015-2019. Untuk mencapai itu, kata Franky, dibutuhkan pertumbuhan modal investasi rata-rata sebesar 8,2 persen selama 4 tahun. "Di tahun 2015 ini kita targetkan investasi Rp 520 triliun,” ujarnya.
Dari target 2015 yang sebesar Rp 520 triliun itu, Franky menargetkan porsi sebesar 52 persen dari sektor sekunder seperti industri manufaktur, industri padat karya, pertanian, perkebunan, perikanan, dan industri pengolahan tambang. Sedangkan sektor tersier sebesar 31 persen, dan 16 persen dari sektor primer.
(gen)