Jakarta, CNN Indonesia -- Bank Mandiri siap melaksanakan
rights issue atas sahamnya senilai Rp 5,6 triliun hingga 5,9 triliun yang diperkirakan akan dilakukan pada Juli atau Agustus mendatang. Direktur Utama PT Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan hal tersebut dilakukan setelah mendapat instruksi dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham.
"Kita sih dengar dari pemerintah targetnya sekitar Rp 5,6 hingga 5,9 triliun,” ujar Budi di Jakarta, kemarin.
Budi juga mengatakan bahwa rights issue ini tidak dapat dilakukan sesegera mungkin mengingat prosesnya yang cukup panjang dan masih belum ada lanjutan pembicaraan dengan Kementerian BUMN mengenai hal ini. Tapi Budi memastikan jika pemerintah memang menginginkan adanya
rights issue tersebut pada tahun ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Proses
rights issue itu minimal enam bulan, jadi tidak dapat diselesaikan dalam semester pertama ini. Bulan Juli atau Agustus kami perkirakan sudah siap,” tambahnya.
Namun Budi mengatakan bahwa Bank Mandiri tak pernah mengajukan besaran nilai
rights issue yang diinginkan mengingat wewenang dan inisiatif atas kegiatan ini sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah. Nilai sebesar Rp 5,6 triliun hingga 5,9 triliun tersebut merupakan nilai murni yang pemerintah inginkan, begitu pula dengan jumlah porsi saham yang akan dilakukan
rights issue.
"Kalau mau nambah modal memang harus
rights issue, tapi biaya
rights issue ya mahal. Tahun 2011 saja kita sampai Rp 12 triliunan. Dan sekarang ini pemerintah ingin memberikan tambahan modal kepada BUMN namun dananya cukup terbatas, jadi saya tak bisa bilang seenaknya maunya berapa untuk
rights issue,” pungkas Budi.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya,
Menteri BUMN Rini Soemarno awal pekan ini mengatakan bahwa pemerintah akan menginjeksi modal Bank Mandiri sebesar Rp 9 triliun-Rp 9,3 triliun dimana dana sebesar Rp 5,6 triliun-Rp 5,9 triliun berasal dari pelaksanaan
rights issue oleh pemerintah yang memiliki 60 persen kepemilikan saham di Bank BUMN tersebut.
Tambahan modal kepada Bank Mandiri ini juga akan diikuti dengan penurunan setoran dividennya di dalam RAPBNP 2015. Rini pernah mengatakan bahwa setoran dividen bank-bank BUMN akan dipangkas dari 30 persen menjadi 20 persen demi memperbaiki kinerja-kinerja bank-bank BUMN terutama dalam sisi
leverage-nya.
Perkuat Transaksi RepoSelain
rights issue, Bank Mandiri juga menjalin kerjasama dengan tiga bank asing Bank of Tokyo-Mitsubishi, JP Morgan Chase Bank dan Hongkong Shanghai Bank & Corp dalam kerangka Mini Master Repo
Agreement sebagai upaya pendalaman pasar finansial. Dalam proyek ini, maka Bank Mandiri dimungkinkan untuk menaruh surat berharga di ketiga bank tersebut sebagai jaminan pinjaman likuiditas dari bank-bank asing itu.
"Jadi nanti dengan repo, jika nanti bank-bank asing tersebut butuh rupiah, daripada melakukan
borrowing lebih baik melakukan aktivitas repo. Jadi mereka taruh obligasi di kita, lalu mereka bisa tarik uangnya dari kita kalau mereka butuh rupiah," jelas Budi.
Budi menambahkan bahwa sistem repo ini juga merupakan upaya Bank Mandiri untuk memperdalam
financial deepening serta mengurangi resiko likuiditas. Ia mengatakan bahwa upaya repo terhadap ketiga bank asing ini dilakukan bukan karena likuiditas Bank Mandiri tidak mencukupi, namun karena kebutuhan antar bank yang berbeda-beda tiap saat tidak dapat dipenuhi hanya dengan melakukan
borrowing antar bank satu sama lain.
"Biasanya kan bank-bank ini melakukan
borrowing satu sama lain, dengan repo ini kita bisa melakukan pembiayaan ke bank-bank lain dengan
rate yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya" tambahnya.
Sebelumnya, Bank Mandiri telah melakukan kerjasama mini MRA dengan 60 bank yang terdiri dari bank umum nasional, bank pembangunan daerah, dan bank campuran dengan volume transaksi mencapai Rp 32 triliun pada tahun 2014. Sedangkan untuk transaksi dengan bank asing, PT Bank Mandiri mencatat transaksi sebesar Rp 40 triliun pada tahun 2014 yang lalu.
"Kami ekspektasikan transaksi dengan bank-bank asing akan meningkat pada tahun ini sehingga kami menjalin kerjasama repo dengan ketiga bank asing ini. Namun untuk target transaksinya secara nominal untuk tahun ini kita belum targetkan" pungkas Budi.
(gen)