Pemerintah Kejar Sertifikasi 400 Ribu Ahli Konstruksi

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Kamis, 22 Jan 2015 16:38 WIB
Sertifikasi tenaga kerja Indonesia di bidang konstruksi dilakukan agar bisa bersaing dengan para pekerja negara Asean lain.
(CNNIndonesia/GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pembinaan Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat berencana menerbitkan sertifikasi bagi 400 ribu tenaga ahli konstruksi sampai 2019. Hal tersebut dilakukan agar tenaga kerja Indonesia di bidang konstruksi bisa bersaing dengan para pekerja negara Asean lain.

"Kini pekerja konstruksi Indonesia sebanyak 6,9 juta tenaga kerja, namun sampai saat ini baru 2,4 juta tenaga ahli dan terampil yang bisa disertifikasi. Sampai 2019 kami targetkan tenaga kerja ini bertambah menjadi 2,8 juta tenaga kerja,” ucap Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Hedianto Husaini di Jakarta, Kamis (22/1).

Dia mengatakan bahwa tambahan tenaga kerja bersertifikasi ini dimaksudkan untuk mendukung program-program infrastruktur pemerintah. Selain itu, sertifikasi ini juga diharapkan semakin meningkatkan kualitas produk konstruksi di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi sayangnya kemampuan kami untuk melakukan sertifikasi tenaga kerja ini hanya sebanyak 20 ribu tenaga kerja per tahun. Makanya kami butuhkan bantuan dari beberapa stakeholder terkait untuk melakukan assesment tersebut agar target bisa tercapai dengan baik,” tambahnya.

Hedianto mengatakan akan menjajaki kerjasama dengan beberapa sekolah menengah kejuruan dan memanfaatkan balai pelatihan milik Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Selain itu, dia juga berharap bisa memiliki 10 ribu assessor dan instruktur selama lima tahun ke depan untuk memfasilitasi hal tersebut.

Selain masalah tenaga kerja konstruksi bersertifikasi, Badan Pembinaan Konstruksi juga berharap bisa menambah 200 insinyur konstruksi bersertifikasi pada pertengahan Mei 2015 mendatang. Sertifikasi insinyur ini juga diharapkan dapat memerbaiki kualitas sektor konstruksi di Indonesia serta mampu meningkatkan permintaan jasa konstruksi Indonesia di luar negeri.

"Kini kita punya 290 insinyur bersertifikasi Asean Mutual Recognition Arrangement (MRA) per 16 Januari 2015 kemarin. Jumlah ini meskipun terbanyak di Asia Tenggara, tapi masih jauh dari kebutuhan. Dengan tambahan 200 insinyur bersertifikasi semoga kita bisa bangun lagi jalan tol di Filipina atau negara lainnya seperti kemarin,” tambahnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER