Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen Perum Bulog akan menggunakan suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun untuk membayar utang perseroan. Pasalnya, saat ini Bulog memiliki total liabilitas sekitar Rp 23,2 triliun, yang Rp 22,5 triliun di antaranya merupakan utang jangka pendek dari fasilitas kredit perbankan.
"PMN akan dipakai untuk mengurangi beban pinjaman dan bunga bank yang tiap tahunnya mencapai Rp 300 miliar. Dengan begitu kita bisa melakukan efisiensi di (beban) bunga bank," ujar Direktur Utama Bulog Lenny Sugihat di gedung DPR RI, Senin (26/1).
Selain untuk membayar pinjaman dan bunga bank, kata Lenny, manajemen juga akan menggunakan sebagian PMN untuk mempercepat penyerapan gabah pada saat panen raya. Tahun ini, pihaknya menargetkan dapat menyerap gabah petani hingga 3,2 juta ton atau meningkat dua kali lipat dari total serapan gabah tahun lalu yang mencapai 1,6 juta ton.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mau serap 3,2 juta ton dibutuhkan dana Rp 6 triliun untuk pengadan (gabah) saja. Oleh karenanya kami butuh PMN untuk membayar utang dan bunga bank demi mengurangi (DER) debt to equity ratio dan kembali memperoleh pinjaman," terang Lenny.
Iskandar D Syaichu, Anggota Komisi VI DPR, mengatakan sudah semestinya suntikan
PMN untuk Bulog tidak hanya difokuskan manajemen untuk membayar utang dan bunga bank. Iskandar pun mendesak agar manajemen Bulog mengalokasikan dana PMN untuk meningkatkan kegiatan bisnis perusahaan.
"Betul kalau Bulog mengemban tugas negara dalam hal ini PSO (public service obligation) di pengadaan gabah dan beras. Cuma saja Bulog harus mampu meningkatkan beras premium agar mereka bisa meningkatkan margin usaha. Yang juga penting harga gabah di petani tidak jatuh," katanya.
(ags/ags)