Suntik Modal 40 BUMN, Pemerintah Tarik Utang Rp 36,5 Triliun

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Senin, 26 Jan 2015 08:55 WIB
Pemerintah merencanakan kenaikan alokasi penyertaan modal negara (PMN) bagi 42 BUMN sebesar 1.328 persen dari pagu APBN 2015 menjadi Rp 72,97 triliun.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kiri) mendengarkan pertanyaan dari Komisi VI DPR dalam rapat kerja di Jakarta, Senin (19/1). Kementrian BUMN meminta kepada DPR untuk mencairkan dana penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp48,01 triliun untuk 35 BUMN. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengusulkan kenaikan alokasi penyertaan modal negara (PMN) bagi 40 perusahaan pelat merah sebesar 1.328 persen dari pagu saat ini Rp 7,3 triliun di APBN 2015 menjadi Rp 72,97 triliun. Kenaikan PMN sebesar Rp 67,8 triliun tersebut hampir separuhnya akan didanai dari penarikan utang baru.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015, dana untuk PMN dianggarkan sebesar Rp 7,3 triliun, yang dialokasi untuk empat BUMN dan tiga lembaga keuangan internasional. BUMN dan lembaga keuangan dunia yang memperoleh suntikan modal negara tersebut meliputi  PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), PT Sarana Multigriya Finansial (SMF), PT Geo Dipa Energi, dan PT PAL Indonesia, International Bank for Reconstruction and Development (IBRD), International Fund for Agricultural Development (IFAD), dan (3) International Development Association (IDA).

Sementara dalam dokumen Nota Keuangan dan Rancangan APBN Perubahan (RAPBNP) 2015 yang diusulkan ke parlemen, pemerintah menganggarkan PMN sebesar Rp 72,97 triliun bagi 40 BUMN yang merupakan peningkatan alokasi paling besar dibandingkan pos belanja lainnya.

"Meningkatnya pembiayaan utang tersebut terutama untuk membiayai meningkatnya pengeluaran pembiayaan non-utang terutama untuk PMN. Hal ini berakibat terhadap meningkatnya jumlah utang Pemerintah," tulis pemerintah dalam dokumen tertulis tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masih dari Nota Keuangan, target pembiayaan dari utang dalam RAPBNP 2015 sebesar Rp291,39 triliun atau naik sebesar Rp36,53 triliun dibandingkan dengan rencana awal Rp 254,85 triliun di APBN 2015.

Pemerintah berdalih penambahan PMN tersebut bertujuan agar BUMN sebagai agen pembangunan diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung terwujudnya program sembilan program prioritas nasional (Nawacita).

"Tambahan PMN tersebut digunakan untuk investasi dan sekaligus memperkuat permodalan sehingga dapat me-leverage kemampuan pendanaan BUMN," lanjut pemerintah.  

Program prioritas yang didukung oleh BUMN tersebut antara lain melalui program peningkatan kedaulatan pangan, pembangunan infrastruktur dan maritim, pembangunan industri pertahanan nasional, dan mendukung industri kedirgantaraan. Ke-40 BUMN yang akan mendapat jatah PMN adalah : Perum Bulog, PT Pertani, PT Sang Hyang Seri, PT Perikanan Nusantara, Perum Perikanan Indonesia, PT Garam, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PTPN III, PTPN VII, PTPN IX, PTPN X, PTPN XI, PTPN XII, dan PT Permodalan Nasional madani (PNM), PT Angkasa Pura II, PT ASDP, PT Pelni, PT Djakarta Lloyd, PT Hutama Karya, Perum Perumnas, PT Waskita Karya Tbk, PT Adhi Karya Tbk, PT Dok dan Perkapalan Surabaya, PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari, PT Industri Kapal Indonesia, PT Pelindo IV, PT KAI, PT Bank Mandiri, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia, PT Sarana Multi Infrastruktur, dan PT Pengembangan Pariwisata Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad; PT Krakatau Steel, PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia, PT Aneka Tambang, dan PT Perusahaan Pengelola Aset.

(ags/ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER