Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, proyek-proyek mangkrak tersebut tersebar di 25 provinsi di Indonesia dari berbagai sektor seperti transportasi, listrik, properti, perkebunan, air bersih, hingga pabrik kimia dan pabrik semen.
“Contohnya ada dua proyek pembangunan pabrik semen di Papua dan Kalimantan. Termasuk pula proyek oilchemical di Dumai, Riau. Kebanyakan bottle necking yang terjadi akibat konstruksi yang lama sekali berjalan,” ujar Franky di kantornya, Rabu (28/1).
Franky mengatakan ke-95 proyek ini dimulai beberapa tahun yang lalu, namun sampai sekarang belum bisa terealisasi akibat banyaknya hambatan. Sayangnya Franky tidak menjabarkan lebih lanjut nama-nama perusahaan yang melakukan investasi tersebut. Selain itu, dia menambahkan bahwa percepatan realisasi ini tak bisa diselesaikan secara general mengingat permasalahan berbeda yang dialami tiap-tiap proyeknya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum kita upayakan konstruksinya bisa berjalan lancar karena sebagian besar masalahnya ada di konstruksi. Tapi tetap penyelesaiannya tak bisa disamaratakan. Karena di dalam satu proyek banyak pihak yang terlibat, dan masing-masing proyek itu beda-beda pihak yang terlibat. Tapi semoga kita bisa bereskan tahun ini,” tambahnya.
Seperti yang telah diketahui sebelumnya, target investasi BKPM pada 2015 sebesar Rp 519,5 triliun dengan target investasi industri primer sebesar Rp 97,6 triliun, industri sekunder atau hilir sebesar Rp 211,9 triliun, dan industri jasa sebesar Rp 147,1 triliun.
(ags/gen)