BKPM: Indonesia Punya 95 Proyek Mangkrak Rp 423,7 Triliun

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 28 Jan 2015 16:47 WIB
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat Indonesia memiliki 95 proyek infrastruktur yang terbengkalai penyelesaiannya senilai Rp 423,7 triliun.
Suasana salah satu proyek konstruksi di Jakarta, Kamis (18/12). Dengan memiliki sedikitnya 600 ribu insinyur atau ahli konstruksi, serta 117.042 kontraktor, Indonesia dianggap berpotensi mendominasi industri konstruksi saat diberlakukannya pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, proyek-proyek mangkrak tersebut tersebar di 25 provinsi di Indonesia dari berbagai sektor seperti transportasi, listrik, properti, perkebunan, air bersih, hingga pabrik kimia dan pabrik semen.

“Contohnya ada dua proyek pembangunan pabrik semen di Papua dan Kalimantan. Termasuk pula proyek oilchemical di Dumai, Riau. Kebanyakan bottle necking yang terjadi akibat konstruksi yang lama sekali berjalan,” ujar Franky di kantornya, Rabu (28/1).

Franky mengatakan ke-95 proyek ini dimulai beberapa tahun yang lalu, namun sampai sekarang belum bisa terealisasi akibat banyaknya hambatan. Sayangnya Franky tidak menjabarkan lebih lanjut nama-nama perusahaan yang melakukan investasi tersebut. Selain itu, dia menambahkan bahwa percepatan realisasi ini tak bisa diselesaikan secara general mengingat permasalahan berbeda yang dialami tiap-tiap proyeknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Secara umum kita upayakan konstruksinya bisa berjalan lancar karena sebagian besar masalahnya ada di konstruksi. Tapi tetap penyelesaiannya tak bisa disamaratakan. Karena di dalam satu proyek banyak pihak yang terlibat, dan masing-masing proyek itu beda-beda pihak yang terlibat. Tapi semoga kita bisa bereskan tahun ini,” tambahnya.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, target investasi BKPM pada 2015 sebesar Rp 519,5 triliun dengan target investasi industri primer sebesar Rp 97,6 triliun, industri sekunder atau hilir sebesar Rp 211,9 triliun, dan industri jasa sebesar Rp 147,1 triliun. (ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER