Harga Batubara Rendah, Adaro Tetap Lampaui Target Produksi

CNN Indonesia
Jumat, 30 Jan 2015 16:08 WIB
India menjadi negara pembeli batubara terbanyak dari Adaro Energy sepanjang tahun lalu.
Ilustrasi batubara. (Hans/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di tengah harga batubara dunia yang tengah lesu, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) tidak menahan laju produksinya. Sepanjang 2014 kemarin, perusahaan milik Boy Garibaldi Thohir tersebut berhasil memproduksi 56,21 juta ton batubara, lebih tinggi dari target perseroan sebanyak 54-56 juta ton batubara.

“Realisasi produksi tersebut meningkat 8 persen dibandingkan jumlah produksi 2013 sebanyak 52,27 juta ton. Naiknya jumlah produksi karena kontraktor tambang kami bekerja dengan baik dan kondisi cuaca relatif normal,” ujar General Manager dan Head of Corporate Secretary and Investor Relations Division Adaro Cameron Tough melalui siaran dikutip Jumat (30/1).

Menurut Tough, produksi 56,21 juta ton batubara tersebut dihasilkan oleh dua anak perusahaan Adaro yaitu PT Adaro Indonesia dan Balangan Coal melalui PT Semesta Centramas. Kontribusi terbesar produksi tersebut dihasilkan dari tambang Tutupan, Kalimantan Selatan sebesar 43,53 juta ton pada 2014. Sedangkan kontribusi dari tambang Wara menurun dari 7,87 juta ton pada 2013 menjadi 5,71 juta ton pada 2014.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tough mengatakan sepanjang tahun lalu volume batubara yang dijualnya mencapai 57,02 juta ton dengan Indonesia dan India sebagai dua negara yang paling banyak membeli batubara tersebut. Tiongkok disebutnya mengurangi porsi pembelian batubara Adaro, sebab pada Desember 2014 pemerintah Tiongkok menetapkan syarat-syarat baru terkait kualitas batubara yang boleh masuk ke negaranya.

“Sementara India sangat tinggi penggunaan batubaranya untuk pembangkit listrik. Gangguan pasokan batubara yang mereka alami dari perusahaan domestik membuat Adaro bisa memasok 20 juta ton hanya pada kuartal IV 2014 saja,” jelasnya.

Menurut Tough tahun ini Adaro menargetkan volume produksi 56 juta hingga 58 juta ton atau naik sebesar 3,18 persen.

“Impor batubara di India diharapkan terus berkembang di tahun 2015 karena pasokan domestik yang lebih rendah dari yang diperkirakan dan pertumbuhan permintaan secara terus-menerus. Sementara permintaan batubara lokal tumbuh stabil sepanjang tahun, meskipun pada awal tahun tidak seperti yang diharapkan karena penundaan beroperasinya pembangkit listrik bertenaga batubara,” kata Tough.

Untuk jangka panjang, Adaro memperkirakan permintaan batubara akan kembali meningkat seiring dengan rencana Pemerintahan Jokowi yang ingin membangun pembangkit listrik bertenaga batubara yang baru,” ujarnya.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER