Jakarta, CNN Indonesia -- Kritikan ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri bahwa pemerintah masih terlalu tinggi menetapkan harga bahan bakar minyak jenis premium dan solar dibantah oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said.
Menurut mantan bos PT Pindad (Persero) tersebut, pemerintah telah melakukan riset harga BBM yang dijual di 15 negara berbeda. “Hasilnya, harga BBM Indonesia hanya lebih mahal dari Brunei Darussalam dan Nigeria,” ujar Sudirman dikutip dari situs resmi Kementerian ESDM, Rabu (4/2).
Selain Brunei dan Nigeria, Sudirman menyebut negara-negara yang menjadi sumber data riset adalah Singapura, Filipina, Thailand, Srilangka, India, Australia, Pakistan, serta Amerika Serikat.
“Selisih harga BBM di Indonesia dengan harga di Brunei dan Nigeria tidak terlalu besar, hanya sedikit saja,” tegasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjelasan mengenai perbandingan harga BBM disampaikan Sudirman usai memaparkan usulan volume BBM yang disubsidi pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBNP) 2015 berupa minyak tanah sebanyak 0,85 juta kiloliter (KL) dan solar 17,05 juta KL kepada Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Premium tak lagi dimasukkan karena sudah tidak disubsidi lagi.
Kualitas Lebih Tinggi
Sebelumnya ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri yang juga Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi mengkritik harga jual BBM di Indonesia yang dinilainya masih sangat tinggi. Faisal menyebut dengan membayar harga yang hampir sama, masyarakat bisa membeli bensin dengan kualitas yang lebih tinggi di Amerika Serikat dan Malaysia.
“Di Amerika Serikat (AS),
national average prices untuk
regular gasoline setara RON 92 pada 1 Februari 2015 adalah US$ 2,056 per gallon,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/2).
Dia menjelaskan dengan kurs jual Bank Indonesia pada 1 Februari 2015 sebesar Rp 12.688 per dolar AS, maka harga minyak setara RON 92 di negeri Paman Sam tersebut dilego Rp 6.891 per liter.
“Coba bandingkan saja, kita Rp 6.600 cuma dapat premium yang kadarnya RON 88. Makanya saya heran, rakyat kita itu baik banget sama pemerintah. Padahal jelas banget itu masih lebih mahal,” ungkapnya.
Sementara di Malaysia, Faisal menyebut pemerintahnya malah tidak menjual BBM RON 88 dan RON 92. Namun hanya menjual BBM RON 95 yang harganya per Februari hanya sebesar RM 1,70 atau Rp 5.950 per liter.
(gen)