Tanpa Malaysia, Industri Otomotif Nasional Sudah Mumpuni

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Minggu, 08 Feb 2015 17:58 WIB
Rencana pengembangan mobil nasional yang akan dilakukan Presiden Jokowi dengan melibatkan Malaysia mulai mendapat sorotan politikus Partai Gerindra.
Presiden Joko Widodo di pabrik Proton Malaysia. (REUTERS/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus yang tergabung dalam Partai Gerindra mulai mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyatakan kerjasama antara PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dengan Proton Holdings Berhad Malaysia sebagai momentum mengembangkan lagi program mobil nasional. Anggota oposisi dari Koalisi Merah Putih menilai, tanpa melibatkan perusahaan negara tetangga sebenarnya industri otomotif Indonesia sudah mampu memproduksi sendiri mobil nasional.

“Kalau kerjasama merupakan bisnis biasa tidak ada masalah. Tapi kalau dinyatakan untuk pengembangan mobil nasional seharusnya tidak perlu, karena industri otomotif kita sudah kuat,” kata Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, di Gedung DPD Gerindra DKI Jakarta, Jakarta, Minggu (8/2).

Menurut Muzani dengan kemampuan dan kapasitas yang dimilikinya, perusahaan anggota Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) sebenarnya sudah mampu memproduksi mobil nasional. Satu hal yang perlu diperbaiki pemerintah adalah pengembangan industri pendukung lainnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muzani menilai, tidak tepatnya perusahaan asal Malaysia disebut Jokowi sebagai mitra pengembangan mobil nasional karena adanya sentimen negatif di masyarakat atas negara tersebut. Hal tersebut yang kemudian disebutnya memicu aksi penolakan terhadap rencana kerjasama itu.

Sebelumnya situs otomotif Malaysia, Paultan memberitakan nota kesepahaman pengembangan mobil nasional Indonesia telah ditandatangani oleh CEO Proton Datuk Abdul Harith Abdullah dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari AM Hendropriyono, pada Jumat (6/2) lalu.

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno. Perdana Menteri Malaysia Datuk Sri Najib Tun Razak, Komisaris Proton Tun Mahathir Mohamad, dan Jokowi terlihat menghadiri penandatanganan nota kesepahaman itu. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER