Jakarta, CNN Indonesia -- Beberapa penumpang maskapai Lion Air menyatakan tidak mau mengambil uang pengembalian tiket (refund) karena berbagai alasan. Padahal, PT Angkasa Pura II (APII) selaku operator bandara Soekarno-Hatta bersedia menalangi uang refund penumpang yang tertunda penerbangannya sejak Rabu (18/2) lalu.
"Saya sudah dua hari di sini tanpa makan, tanpa snack, tanpa penginapan. Kalau kita refund keenakan Lion Air-nya. Mana tanggung jawabnya?" ujar Arnold, 25 tahun, penumpang Lion Air tujuan Jogjakarta.
Dia menyesalkan tindakan Lion Air yang tidak bertanggungjawab karena telah menelantarkan penumpang tanpa diberikan kejelasan. Selain itu, ia juga meminta Lion Air memberikan kompensasi sebesar Rp 500 ribu kepada setiap penumpang yang tiketnya tidak dikembalikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Senada dengan Arnold, Rizwan, 26 tahun, calon penumpang tujuan Yogyakarta ini lebih memilih untuk diberikan kepastian keberangkatan oleh Lion Air beserta kompensasi. Dia menilai tanpa kepastian, maka hal itu mengkhawatirkan.
"Yang refund tiket kan yang di Jakarta. Tapi yang dari Padang, yang dari luar negeri, yang mau liburan ke Jogja bagaimana," tutur Rizwan.
Pria asal Yogyakarta ini menyebutkan ia tidak akan mengambil refund tiket. Alasannya kalaupun diambil, ia tidak dapat membeli tiket maskapai penerbangan lain maupun moda transportasi lain, mengingat tiket akhir pekan biasanya sudah habis.
"(Tiket) naik kereta, naik bus, memang masih ada? Ini weekend," ujar Rizwan.
Sebelumnya, Angkasa Pura II Soekarno-Hatta menyatakan menalangi uang refund tiket calon penumpang maskapai Lion Air yang terlantar gara-gara delay atau keterlambatan penerbangan itu. Proses refund digelar mulai 11.30 WIB di lantai 2 Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
“Kami talangi dulu, sebagai kompensasi kepada penumpang,” kata Yudis Setiawan, General Manager Affairs Angkasa Pura II, saat dihubungi CNN Indonesia, Jumat (20/2).
Yudis mengatakan, penalangan refund itu perlu dilakukan untuk menetralisir situasi di bandara. “Supaya pressure di bandara berkurang,” katanya. “Nanti kami tagih ke Lion Air, kami kan bukan sinterklas.”
(gir/gir)