Harga Beras Tinggi, Menteri Rachmat Gobel Tak Mau Impor

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 23 Feb 2015 16:24 WIB
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berkukuh tidak akan membuka keran impor beras meski harga beras kini melambung tinggi. Gobel
Warga membeli beras yang dijual dalam rangka operasi pasar di Kelurahan Pondok Bambu, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berkukuh tidak akan membuka keran impor beras meski harga beras kini melambung tinggi. Rahmat Gobel menganggap impor beras hanya akan menguntungkan para mafia beras.

"Mereka (mafia) ini memainkan harga beras agar pemerintah terpaksa membuka keran impor sehingga ada peluang keuntungan," ujar Rahmat dalam diskusi bersama para ekonom di kantornya Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (23/2).

Di pasar-pasar, beras kualitas menengah yang awalnya Rp 9.000 per kilogram kini rata-rata sudah naik 30 persen menjadi Rp 12.000 per kilogram. Untuk kualitas premium, harganya sudah mencapai Rp 15.000 per kg dari sebelumnya Rp 11.000 per kilogram. Kenaikan ini bisa disebut rekor karena tahun-tahun sebelumnya tidak sedrastis sekarang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rahmat Gobel menjelaskan saat ini Indonesia tengah berusaha berdaulat di bidang pangan. Sehingga membutuhkan bantuan Perum Bulog untuk memberdayakan pasokan beras yang ada di dalam negeri.

Rachmat Gobel menduga banyak pengusaha nakal yang mengatur harga beras layaknya jaringan mafia di Indonesia.

Untuk itu, Rachmat mengaku sudah memerintahkan Perum Bulog untuk mengevaluasi sistem distribusi beras nasional guna mempersempit gerak para mafia tersebut.
"Mafia ini harus kita bereskan. Ini yang membuat kita tidak kompetitif," kata Gobel.

Kementerian Perdagangan sendiri saat ini mengubah mekanisme pendistribusian beras dalam operasi pasar yang selama ini dijalankan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Nantinya, penyaluran beras dari Bulog tidak lagi didistribusikan ke pedagang, melainkan ke masyarakat secara langsung. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER