Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan akan mengubah mekanisme pendistribusian beras dalam operasi pasar yang selama ini dijalankan Perum Badan Urusan Logistik (Bulog). Nantinya, penyaluran beras dari Bulog tidak lagi didistribusikan ke pedagang, melainkan ke masyarakat secara langsung.
"Saya sudah minta Dirut Bulog untuk melakukan audit soal ini. Operasi pasar sendiri harus dilakukan tiap hari," ujar Menteri Perdagangan, Rahmat Gobel, dalam Operasi Pasar yang dilakukan di Jakarta, Minggu (22/2).
Operasi pasar sendiri, Gobel bilang, dilakukan demi menjaga harga jual beras ke masyarakat yang kerap tinggi lantaran ada permainan harga di level pedagang. Disamping itu, operasi pasar juga diyakini akan meminimalkan upaya pengoplosan merek beras yang sering terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Operasi pasar langsung ke masyarakat itu untuk memberikan harga beras yang sudah ditentukan pemerintah. Jadi kalau pedagang mau jual beras, harganya harus sama dengan pemerintah atau di atas itu," tutur Gobel.
Dalam operasi pasar yang digelar di Rumah Susun Penjaringan, Jakarta Utara pagi tadi, jajaran Bulog melego sejumlah produk beras dalam kemasan 5 kilogram dengan pembelian maksimal 20 kilogram (kg). Adapun harga beras medium dibanderol di angka Rp 7.400 per kg sementara beras premium di level Rp 9.000 per kg.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UMKM AAGN Puspayoga yang juga hadir dalam Operasi Pasar, berharap dalam penyaluran beras kepada masyarakat ini Bulog dapat menggandeng unit koperasi.
"Kami juga sedang mengupayakan agar dalam mekanismenya koperasi juga dilibatkan dalam penyaluran beras. Tapi koperasi yang sudah siap menyalurkan saja," ungkap Puspayoga.
(adt)