Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Brantas Abipraya (Persero) menargetkan perolehan laba mencapai Rp 120 miliar, pada 2015, naik 33 persen dari perolehan laba sepanjang 2014 sebesar Rp 90 miliar. Perseroan optimistis mencapai target tersebut karena ada banyak proyek infrastruktur pemerintah di sektor konstruksi yang bisa dimanfaatkan, khususnya waduk atau bendungan.
“
Core bisnis kami kan konstruksi bendungan. Nah, dengan adanya program Pak Jokowi untuk membangun 49 bendungan dalam lima tahun, maka kami optimistis kinerja perseroan bakal positif,” ujar Sudi Wantoko, Direktur PT Brantas di Jakarta, Selasa (3/3).
Sudi membeberkan, pada tahun ini PTPP menargetkan perolehan kontrak mencapai Rp 7,4 triliun. Jumlah tersebut berasal dari carry over kontrak Rp 3,8 triliun pada 2014 ditambah perolehan kontrak baru dengan target Rp 3,6 triliun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk proyek bendungan, Sudi mengungkapkan pihaknya punya beberapa lokasi, di antaranya waduk di belakang Grand Indonesia Jakarta, kemudian waduk Bajulmati di Banyuwangi. Ada juga proyek di sungai Ciliwung, dan Bengawan Solo.
“Nantinya untuk yang terdekat, pada 9 Maret 2015 ada proyek kami waduk Kerto di Aceh yang akan diresmikan oleh Pak Jokowi,” ungkapnya.
Guna mendukung target tersebut, Sudi menjelaskan, tahun ini PTPP menyiapkan belanja modal sebesar Rp 250 miliar, naik dari Rp 120 miliar pada 2014. Nantinya dana itu digunakan untuk ekspansi juga di bidang properti.
“Kami berencana masuk ke proyek gedung di Jabodetabek, salah satunya apartemen. Selain itu ada rencana ke EPC (Engineering, Procurement, and Construction). Nantinya ada partner lokal dan asing,” katanya.
Selain itu, perseoran menerbitkan surat utang (obligasi) untuk pertama kalinya senilai Rp 300 miliar untuk menyuntik modal anak usaha serta membangun pabrik beton, dan mendanai sejumlah proyek.
Direktur Utama Brantas Bambang E. Marsono mengatakan obligasi tanpa warkat ini berjangka waktu tiga tahun dengan jaminan berupa piutang performing, baik yang sudah ada maupun yang akan timbul di kemudian hari. Pihaknya juga berencana untuk melepas saham ke publik (
/IPO).
"Ya memang ada keinginan untuk IPO, mungkin bisa di tahun depan. Tapi kan prosesnya juga panjang. Harus melalui persetujuan pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)," katanya.
Dia menjelaskan, setelah dikurangi biaya-biaya, dana hasil penawaran umum tersebut akan digunakan untuk tambahan setoran modal kepada entitas anak perseroan sebesar 50 persen. Adapun pembangunan Pabrik Beton Pra Cetak dialokasikan sebesar 33 persen dari raupan obligasi, dan sisanya 16,67 persen untuk refinancing.
“Nanti pabrik yang ada di Sunter dengan luas sekitar 3 hektare akan kami pindahkan ke Subang dengan luas 10 hektare. Nantinya lahan yang di Sunter akan kami bangun sebagai apartment,” ungkap Sudi.
(gen)