Setelah Kadin, Politisi Senayan Dukung Proton Masuk RI

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 12 Feb 2015 21:09 WIB
Anggota Komisi XI DPR Hendrawan Supratikno menilai politisasi kerjasama Proton dengan ACL hanya akan membuat investor enggan masuk ke Indonesia.
Presiden Joko Widodo saat mengunjungi pabrik perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton. (REUTERS/Olivia Harris)
Jakarta, CNN Indonesia -- Usai Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Suryo Bambang Sulisto menyatakan dukungannya terhadap rencana kerjasama Proton Holdings Berhad dengan PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL), kini giliran politisi Senayan mendukung rencana tersebut.

Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Hendrawan Supratikno menilai kedatangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke acara penandatanganan nota kesepahaman kerjasama antara kedua perusahaan adalah demi menarik investasi masuk ke Indonesia.

“Kedatangan itu sebagai bentuk dukungan untuk menarik investasi ke Indonesia, bukan hanya karena Jokowi kenal dengan para petinggi perusahaannya saja,” ujar Hendrawan ketika dihubungi, Kamis (12/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Politisasi rencana kerjasama bisnis Proton dengan ACL karena kehadiran Jokowi yang belakangan terjadi menurut anggota Fraksi PDI Perjuangan tersebut dinilainya hanya akan menghambat investasi masuk ke Indonesia.

“Kerjasama business to business seperti ini jangan dipolitisasi secara berlebihan. Kerjasama ini harusnya membuat pabrikan otomotif terangsang untuk bekerjasama dengan perusahaan Indonesia. Jangan sampai membuat calon investor lain jadi enggan masuk,” katanya.

Sebelumnya pimpinan Kadin Suryo Bambang Sulisto menanggapi positif rencana kerjasama Proton dengan perusahaan lokal milik A.M. Hendropriyono yang diteken pekan lalu. Menurut Suryo setiap negara di Asia Tenggara memiliki keunggulan komparatif masing-masing sehingga wajar-wajar saja perusahaan asal Malaysia tersebut membidik pasar Indonesia.

"Kerjasama dengan Malaysia karena industri mobilnya relatif lebih maju daripada Indonesia. Kita bisa dapat ilmu mereka, mereka dapat pangsa pasar kita. Kenapa masalah ini harus menjadi ramai?," ujar Suryo.

Suryo menilai industri otomotif Malaysia lebih efisien dari segi biaya dibandingkan Indonesia. Sehingga tak ada salahnya Indonesia menggandeng pihak asing untuk menjalankan proyek otomotif.

"Kita mikirnya harus objektif. Bangun industri mobil itu tidak mudah, butuh biaya dan juga orang-orang ahli. Butuh komitmen serta siap rugi, sehingga kalau ada yang mau bantu kita seharusnya welcome karena kehadiran Proton akan menyaingi dominasi mobil merek Jepang,” tambahnya.

Dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, CEO ACL Hendropriyono menyebut tidak ada yang salah dengan hadirnya seorang kepala negara dalam acara penandatanganan kerjasama bisnis yang melibatkan perusahaan asal negaranya.

“Presiden Amerika Serikat Barrack Obama pun di Bali menyaksikan perusahaan swasta Indonesia bertransaksi dengan Boeing. Itu karena kita yang beli, apalagi ini kita mau membangun pabrik sendiri,” tutur Hendropriyono yang mengklaim rencana pembangunan pabrik mobil di Indonesia bisa menyerap 6 ribu tenaga kerja. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER