Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) Sudirman Said kembali menegaskan pemerintah telah menyerahkan pengelolaan blok gas Mahakam kepada PT Pertamina (Persero), setelah masa kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation di Kalimantan Timur tersebut habis 2017 mendatang.
“Pemerintah sudah kasih arahan jelas, Mahakam dikasih ke Pertamina sehingga seluruh perusahaan mendapatkan kejelasan,” kata Sudirman saat berkunjung ke fasilitas LNG Arun di Lhok Seumawe, Aceh, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Senin (9/3).
Namun berapa jumlah saham yang diberikan pemerintah ke Pertamina di Mahakam, Sudirman meminta Pertamina dan Total untuk menegosiasikannya langsung secara bisnis. Namun dia menegaskan, pemerintah menghendaki nantinya Pertamina untuk bisa menguasai mayoritas kepemilikan di blok tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Pertamina dan Total akan saya pertemukan sehingga bisa mencari jalan tengah agar produksi Mahakam bisa tetap stabil ketika beralih kepemilikan. November nanti, akan dipertemukan keduanya,” katanya.
Sebelumnya, Sudirman menyebut angka US$ 25,2 miliar atau setara Rp 302,4 triliun dicantumkan Pertamina dalam proposal rencana pengelolaan Mahakam dalam meneruskan produksi blok tersebut selama 20 tahun ke depan. “Investasinya untuk 20 tahun, bisa dari equity dan financing tapi masih perlu ditegaskan lagi ke Pertamina,” kata Sudirman.
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto juga telah mengaku siap menjalankan apapun keputusan pemerintah terkait pengelolaan blok Mahakam di Kutai tersebut. “Pertamina welcome untuk bekerjasama dengan pihak lain,” kata Dwi.
Menurutnya, secara finansial Pertamina sudah sangat siap untuk mengambil alih blok Mahakam dari Total. Bahkan perhitungan dana investasi juga sudah dituangkan dalam proposal pengambilalihan Blok Mahakam yang disodorkan ke pemerintah.
Sekilas MahakamKontrak bagi hasil blok Mahakam ditandatangani pada 1967 yang kemudian diperpanjang pada 1997 untuk jangka waktu 20 tahun sampai 2017. Awalnya saat eksplorasi dilakukan pada 1967, cadangan (gabungan cadangan terbukti dan cadangan potensial) minyak dan gas bumi di Blok Mahakam cukup besar yaitu 1,68 miliar barel minyak, serta gas bumi sebesar 21,2 triliun kaki kubik (TCF).
Setelah mulai berproduksi dari lapangan Bekapai pada 1974, Total dan Inpex telah melakukan produksi dan pengurasan secara besar-besaran cadangan di blok Mahakam dan membuat Indonesia menjadi eksportir LNG terbesar di dunia pada kurun waktu 1980-2000.
Namun, kini setelah selama 40 tahun, sisa cadangan terbukti dan potensial minyak Mahakam saat ini sebesar 185 juta barel dan cadangan gas sebesar 5,7 TCF.
Pada akhir masa kontrak di 2017, diperkirakan masih tersisa cadangan minyak sebesar 131 juta barel dan cadangan gas sebanyak 3,8 TCF.
(gen)