Harga Minyak Kembali Anjlok ke Level Terendah Sejak 2009

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mar 2015 04:46 WIB
Anjloknya harga tak lepas dari meningkatnya persediaan minyak mentah AS menjadi 485,5 juta barel per pekan lalu.
Ilustrasi foto kegiatan penambangan minyak di Rusia. (REUTERS/Sergei Karpukhin)
Jakarta, CNN Indonesia --

Harga minyak dunia kembali anjlok dalam perdagangan di pasar komoditas internasional, Kamis (19/3). Di New York Mercantile Exchange untuk pengiriman April, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 1,08 ke level US$ 42,38 per barel atau menyentuh level terendah sejak 2009. Sementara di pasar Nymex, harga emas hitam itu ditutup pada kisaran US$ 44,35 per barel, turun US$ 84 sen dibandingkan dengan posisi sebelumnya US$ 44,52 per barel.

Beberapa analis menilai, anjloknya harga minyak hari ini tak lepas dari kian berlimpahnya pasokan minyak di pasar internasional dan juga Amerika Serikat (AS). Disinyalir kuat, berlimpahnya pasokan juga disebabkan seiring rencana pemberian sanksi kepada Iran terkait pengembangan nuklir. Dengan adanya larangan tersebut, negara yang dipimpin oleh Presiden Hassan Rouhani ini pun akan kembali menjadikan minyak mentah sebagai salah satu pemasukan terbesarnya.

"Banyak analis menyebut harga minyak akan tetap rendah di level US$ 40 per barel, sementara saya memprediksi harga bisa menyentuh US$ 30 jika ada kebijakan yang signifikan," ujar Kepala Analisa Price Information Service, Tom Kloza seperti dikutip dari CNN Money.

Berdasarkan laporan mingguan lembaga Informasi Energi AS, cadangan minyak mentah negeri paman sam per akhir pekan lalu (13/3) diketahui naik 9,6 juta barel, atau meningkat 161 persen dari ekspetasi sebelumnya di kisisaran 3,8 juta barel. Laporan ini juga memperlihatkan bahwa jumlah persediaan produk minyak jadi menurun 4,5 juta barel, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi penurunan di angka 0,9 juta barel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brent Ikut Turun

Di pasar komoditas London, atau ICE Futures Exchange minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Mei juga mengalami penurunan sebesar 35 sen ke level US$ 53,17 per barel. Konsistensi penurunan minyak Brent sendiri sudah terlihat sejak perdagangan di Selasa (17/3). Saat itu, Brent sempat menyentuh US$ 52,57 per barel atau level terendah sejak 2 Februari 2015. Namun, posisinya berhasil rebound dan ditutup pada level US$ 53,51 per barel.

Berangkat dari fenomena ini para pelaku pasar diyakini akan berupaya menjalankan beberapa skenario untuk menstabilkan jumlah cadangan minyak di AS dan Tiongkok. Akan tetapi, negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC masih menolak untuk memangkas produksi meski beberapa bulan lalu sudah dihimbau.

(dim/dim)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER