Kenaikan BBM Diperkirakan Takkan Pengaruhi Inflasi

Diemas Kresna Duta | CNN Indonesia
Selasa, 24 Mar 2015 12:11 WIB
Rencana pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) penugasan pada 1 April 2015 diprediksi tak memberi dampak signifikan pada inflasi.
Aktivitas pengisian bahan bakar di SPBU di Jakarta. (CNN Indonesia/Antara Photo/Wahyu Putro A.)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rencana pemerintah menaikkan harga jual bahan bakar minyak (BBM) penugasan pada 1 April 2015 diprediksi tak memberi dampak signifikan pada inflasi. Kepala ekonom Bank Danamon, Anton Gunawan menilai, kenaikan harga jual BBM yang saat ini berada di level Rp 6.800 per liter untuk wilayah di pulau Jawa, Madura dan Bali merupakan langkah yang wajar di tengah pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Katakanlah naik sedikit Rp 500 per liter jadi Rp 7.200 per liter atau Rp 7.300 per liter. Walaupun belum ditentukan besarannya oleh pemerintah tapi saya pikir tidak akan memberikan efek langsung yang besar pada inflasi. Begitupun dengan (efek) yang tidak langsung," ujar Anton kepada CNN Indonesia, Selasa (24/3).

Anton menjelaskan, tidak signifikannya dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi tak lepas dari kian rendahnya bobot (weight) inflasi nasional yang saat ini berada tak lebih dari 3 persen. Berangkat dari skenarionya, ia pun meyakini kenaikan tersebut tak akan menjadikan besaran inflasi April meningkat secara signifikan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sederhananya tinggal dikalkulasi antara besar kenaikan dibagi dengan harga saat ini, kemudian dikali weight yang sekarang 3 persenan. Saya pikir angkanya akan 0,0021 (atau 0,21 persen)," katanya.

Berangkat dari analisa tersebut, Anton pun meminta agar masyarakat mulai membiasakan diri dengan fluktuasi harga BBM. Ini dilakukan agar masyarakat dapat menyiasati besaran konsumsi dengan perhitungan yang matang tatkala pemerintah menaikan harga jual BBM.

Pengamat energi dari Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro menyatakan putusan untuk menaikan harga BBM merupakan hal yang dapat dimaklumi di tengah pelemahan nilai tukar rupiah. Akan tetapi, Komaidi meminta agar pemerintah meninjau ulang tenor penetapan harga jual BBM yang bisa diambil dalam dua pekan sekali.

"Ini terlalu singkat dan pengusaha akan sulit mengalkulasi hitungan bisnisnya. Terlepas itu memang hak pemerintah tapi sudah seyogyanya mereka bisa lebih seksama dalam menentukan harga jual BBM Kalau tidak, saya pikir pemerintah seolah-olah tak memilik grand design (kebijakan) yang baik di sektor energi," tuturnya.

(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER