Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai penerbangan AirAsia berkomitmen untuk mendatangkan semakin banyak wisatawan mancanegara ke berbagai wilayah di Indonesia. Caranya adalah membuka lebih banyak rute penerbangan internasional ke berbagai kota di Indonesia.
Hal tersebut didukung oleh momentum melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) serta rencana pemerintah menambah negara yang menerima fasilitas bebas visa dari 15 menjadi 45 negara.
“Kami ingin berinvestasi lebih banyak lagi. Kami ingin mengembangkan kota-kota kedua. Kota-kota seperti Solo membutuhkan lebih banyak penerbangan internasional, Palembang, Medan, Surabaya, tidak selalu tentang Jakarta. Indonesia adalah kontinen sehingga kami ingin mengembangkan lebih banyak penerbangan internasional dan membawa lebih banyak turis ke berbagai tempat berbeda (di Indonesia),” kata CEO Air Asia Group Tony Fernandes di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa (24/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengembangan penerbangan di luar Jakarta perlu dilakukan. Fernandes mencontohkan, apabila pemerintah membangun bandara di kota-kota yang menurutnya indah seperti di Sorong (Papua) dan kepulauan Raja Ampat (Papua) maka akan lebih banyak maskapai yang akan masuk dan berinvestasi.
“Seperti Bandung. Ketika kami baru mulai terbang ke Bandung, tidak ada yang terbang ke sana. Sekarang saya baru saja lihat di majalah, bandaranya sekarang menjadi lebih besar,” tutur Fernandes.
Menurut Fernandes, tragedi jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501 rute Surabaya-Singapura, Minggu (28/12) tahun lalu, telah memberikan pelajaran bagi AirAsia. Kejadian tersebut mendorong pihaknya untuk terus memperbaiki pelayanan, keamanan, dan keselamatan. Upaya yang dilakukan perusahaannya juga diakui dengan diberikannnya izin terbang AirAsia ke Australia.
Fernandes yakin pada masa depan industri penerbangan Indonesia. Indonesia memiliki potensi yang luar biasa bagi industri penerbangan dengan jumlah penduduk yang besar, kecantikan geografis yang beragam, serta jumlah masyarakat kelas menengah yang terus tumbuh.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Indonesia Air Asia Sunu Widiatmoko juga mengungkapkan hal senada. Indonesia AirAsia akan mengeksekusi rencana Fernandes dalam mengembangkan rencana korporasinya di tanah air. Hal tersebut dianggap sesuai dengan kondisi depresiasi kurs rupiah terhadap dolar AS akhir-akhir ini.
“Kami ingin kalau rupiah kondisinya seperti ini, yang paling
logical dari kita adalah mengoptimalkan penerbangan internasional. Oleh karena itu, kami akan melihat komposisi domestik dan internasional kita. Kami akan terbangi rute-rute internasional yang saat ini belum terbang misalnya ke Brunei, misalkan lagi Yangoon, Saigon, Hanoi, Ho Chi Minh. Negara-negara ASEAN itu yang akan kita terbangi,” tutur Sunu.
Selain itu, Sunu mengaku pihaknya juga mengincar rute Denpasar-Hongkong dan Medan-Guangzhou. Untuk rute Denpasar-Hongkong pihaknya terkendala masalah tidak adanya slot penerbangan di bandara kota tersebut.
Sementara itu, rute Medan-Guangzhou masih dibahas oleh Kementerian Perhubungan pasalnya ada restriksi dari pemerintah Tiongkok yang melarang maskapai bertarif rendah (
low cost career/LCC) untuk terbang ke kota GuangZhou.
“Begitu pemerintah membolehkan, kita terbang ke Medan-Guangzhou,” kata Sunu.
(gir/gir)