Laba Bukopin Tahun Lalu Turun 18,64 Persen

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Rabu, 01 Apr 2015 09:20 WIB
Turunnya laba perseroan antara lain akibat biaya dana (cost of fund) yang meningkat sekitar 31 persen dari periode sebelumnya.
Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi di Jakarta. (CNN Indonesia/Safyra Primadhyta)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank Bukopin Tbk membukukan laba sebelum pajak senilai Rp 971 miliar selama 2014. Nilai tersebut turun sekitar 18,64 persen dari capaian laba tahun sebelumnya Rp 1,2 triliun.

Direktur Utama Bank Bukopin Glen Glenardi mengungkapkan penyebab turunnya laba perseroan antara lain akibat biaya dana (cost of fund) yang meningkat sekitar 31 persen dari periode sebelumnya, seiring dengan ketatnya suku bunga. Hal tersebut merupakan konsekuensi dari kondisi makroekonomi global yang kurang baik serta ketatnya likuiditas perbankan.

"Kita tahu bahwa 2014 liquidity sangat ketat sehingga terus terang, kami harus menjaga," kata Glen di Jakarta, Rabu (1/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan dalam menghadapi kondisi perekonomian tahun lalu perusahaannya lebih fokus mengamankan likuiditas. Hal tersebut bisa dilihat dari Loan to Deposit Ratio (LDR) perseroan yang turun dari 85,8 persen di 2013 menjadi 83,89 persen. Sebagai konsekuensinya, cost of fund terpaksa meningkat.

"Karena bank-bank yang LDR-nya sudah 90 persen, pasti sudah meningkatkan suku bunga sampai 12 persen bahkan ada yang 12,25 persen sampai 12,5 persen. Kami masih sekitar 11,75 persen. Tapi dengan angka-angka seperti itu jumlah deposito naik terus," tutur Glen.

Di lain sisi, perseroan terpaksa mengerem penyaluran kredit akibat iklim bisnis tahun lalu yang kurang baik dan penuh ketidakpastian.

Tercatat sepanjang 2014, Bukopin berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp 55,3 triliun tumbuh 14,04 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 17,14 persen menjadi Rp 65,4 triliun selama 2014. Angka tersebut berasal dari deposito berjangka yang melonjak 26,08 persen menjadi Rp 41,1 triliun, tabungan yang kenaikannya mencapai 8,14 persen menjadi Rp 15,4 triliun dan giro sebesar Rp 8,9 triliun atau turun 0,93 persen dari tahun sebelumnya.

"Cost of fund yang naik terus sementara kredit tumbuhnya tidak sejalan, ini kan menjadi biaya. Itulah yang memyebabkan labanya jadi berkurang," tutur Glen.

Meskipun laba perseroan turun, perseroan berhasil meningkatkan aset menjadi Rp 79,1 triliun atau tumbuh 13,81 persen dari periode sebelumnya. Selain itu, pendapatan bunga perseroan tumbuh 19,22 persen menjadi Rp 7,1 triliun dan fee based income juga meningkat 20,25 persen menjadi Rp 945 miliar.

Glen berharap Bank Bukopin dapat lebih banyak menyalurkan kredit di 2015 untuk mengurangi dana idle yang telah dikumpulkan tahun lalu.

"Supaya di 2015 kami tidak lagi fokus mencari duit, tinggal cari kreditnya aja," katanya.

Sampai dengan akhir Desember 2014, posisi Capital Asset Ratio (CAR) perseroan adalah 14,21 persen, Net Interest Margin (NIM) 3,70 persen, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) 88,27 persen dan Net Non Performing Loan (NPL) 2,07 persen. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER