Jakarta, CNN Indonesia -- Kelompok pengusaha Jepang yang tergabung dalam Keidanren pada hari ini, Kamis (9/4) menyambangi Kementerian Perindustrian dalam rangka kunjungan kerja ke Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Menteri Perindustrian Saleh Husin mengarahkan para pengusaha Jepang itu untuk meningkatkan realisasi investasinya di luar Pulau Jawa, khususnya Indonesia bagian timur.
"Dengan kehadiran delegasi Keidanren ini, saya sangat berharap perusahaan-perusahaan Jepang menaruh minat dan menanamkan modalnya di kawasan-kawasan industri yang sedang dibangun oleh Indonesia," ujar Saleh di Kementerian Perindustrian, Kamis (9/4).
Saleh juga berharap pengusaha Jepang mau menambah komitmen investasi pada industri baja hilir nasional. Dalam hal ini, Kemenperin memprioritas kawasan industri stainless steel Bantaeng, Buli, Morowali, dan Konawe sebagai destinasi modal-modal Jepang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara umum, saya juga mengharapkan investasi Jepang di Indonesia dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan lokal agar dapat turut serta dalam pengembangan industri Indonesia," tuturnya.
Sebagai informasi, pemerintah melalui Kemenperin sedang dan akan membangun 14 kawasan industri (KI) hingga 2019, dengan estimasi kebutuhan modal mencapai Rp 192,44 triliun. Kawasan industri yang akan dikembangkan berada di Bintuni, Buli, Bitung, Palu, Morowali, Konawe, Bantaeng, Batulicin, Jorong, Ketapang, Kuala Tanjung, Seo Mangkei, dan Tanggamus.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga mengajak Jepang untuk melakukan penanaman modal di luar Jawa mengingat 96 persen dari total investasi Jepang 2010-2014 atau sebesar US$ 12,01 miliar berpusat di pulau Jawa. Data BKPM juga menunjukkan adanya minat investasi baru untuk produk surfaktan dengan nilai US$ 260 juta.
Khusus 2014, realisasi investasi Jepang mencapai US$ 2,7 miliar dengan investasi utama terdapat di sektor industri transportasi senilai US$ 1,26 miliar. Rasio realisasi investasi Jepang antara tahun 2010 hingga 2014 mencapai 62 persen, atau US$ 16,60 miliar investasi terealisasi dari rencana investasi sebesar US$ 26,61 miliar.
(ags)