Pemerintah Bebaskan Pertamina Tentukan Harga Bensin Baru

Resty Armenia | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 11:40 WIB
Sofyan Djalil mengatakan Pertalite tidak bisa cepat menggantikan Premium.
(Detik Foto/Rengga Sancaya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah memastikan tidak akan ikut campur dalam penetapan harga Pertalite, bahan bakar minyak (BBM) baru yang dikembangkan PT Pertamina (Persero) untuk menggantikan bensin jenis Premium.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan Pertalite dibuat dan dijual Pertamina mengikuti harga keekonomian, dan tidak ada penugasan pemerintah untuk mendistribusikan BBM jenis baru dengan kadar RON 90-91 tersebut.

“Karena mengikuti harga keekonomian, pemerintah tidak menentukan harga. Pemerintah menentukan harga yang RON 88 atau premium, karena sesuai perintah Mahkamah Konstitusi harganya tidak boleh dilepas ke pasar,” ujar Sofyan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (17/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tersebut, pemerintah akan memberlakukan Pertalite seperti halnya Pertamax atau bahan bakar non subsidi lain seperti yang dijual di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) Shell atau Total.

Belum Hapus Premium

Dalam kesempatan tersebut, Sofyan Djalil juga mengoreksi pernyataan sebelumnya yang mengatakan bahwa Pertalite dalam waktu dekat akan segera menggantikan Premium. Menurut Sofyan, pemerintah tetap menghendaki Premium tetap ada dengan harga yang ditetapkan pemerintah. Harga Premium yang selalu lebih rendah dibandingkan BBM non subsidi menurut Sofyan akan menjaga daya beli masyarakat akan BBM.

“RON 88 atau Premium tetap ada. Tidak boleh dia dihapus segera, harus bertahap. Kalau Pertamina mau menyediakan BBM RON 91, masyarakat bisa beli yang 91, bisa beli yang 88. RON 88 ini harus tetap disediakan untuk masyarakat yang mengharapkan oktan lebih rendah, harga lebih rendah,” katanya.

Namun, Sofyan tidak bisa memastikan kapan Pertalite akan bisa menggantikan Premium seluruhnya. Satu hal yang pasti, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah memberikan waktu bagi Pertamina untuk tidak lagi menjual BBM dengan kadar oktan 88 dalam waktu dua tahun atau paling lambat pada 2017 mendatang.

“Tujuan ke depan, kita akan hilangkan RON 88 karena tidak bagus bagi lingkungan. Hanya Indonesia yang masih menjual BBM RON 88, karena kilang Pertamina sudah tua dan belum bisa memproduksi RON 92 langsung. Nanti setelah kilang selesai di modernisasi baru bisa,” ujarnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER