Jakarta, CNN Indonesia -- AirAsia Berhad, induk dari PT Indonesia AirAsia dan AirAsia Phillipines berencana melakukan penawaran umum saham perdana (
initial public offering/IPO) atas dua anak usahanya tersebut tahun depan. Chief Executive Officer (CEO) AirAsia Group Tony Fernandes menargetkan bisa mengumpulkan dana antara US$ 200 juta sampai US$ 300 juta dari penjualan 20-30 persen saham masing-masing maskapai tersebut.
Tony menyebut nilai perusahaan dari Indonesia AirAsia dan AirAsia Phillipines masing-masing sekitar US$ 1 miliar. Angka tersebut digunakannya untuk memperkirakan nilai IPO kedua anak usahanya tersebut.
“Tahun depan kami akan menjual sekitar 30 persen saham Indonesia AirAsia, sama seperti yang akan kami lakukan di Filipina,” kata Tony dikutip dari The Wall Street Journal, Selasa (21/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pemilik klub liga Inggris Queens Park Rangers tersebut, manajemen AirAsia Berhad masih mengkaji waktu yang tepat untuk mengeksekusi pelaksanaan IPO tersebut di Indonesia. Faktor pelemahan nilai tukar dan kondisi pasar penerbangan nasional disebutnya menjadi pertimbangan utama manajemen dalam menentukan waktu IPO.
“Perkiraan saya semester I 2016 sudah bisa dilakukan. Kami ingin tumbuh lebih cepat di Indonesia dengan mendatangkan lebih banyak turis ke Indonesia, dan menciptakan lapangan kerja baru," katanya.
Kritik Tarif Batas BawahTerkait kondisi industri penerbangan di Indonesia saat ini, Tony menyebut kebijakan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang menerapkan aturan tarif batas bawah pasca kecelakaan Indonesia AirAsia QZ8501 pada akhir tahun lalu memberi dampak yang besar bagi seluruh maskapai nasional.
Alasan Jonan dalam menetapkan tarif batas bawah agar persaingan harga antar maskapai berbiaya murah tidak mengurangi standar keselamatan penerbangan dinilai Tony justru hanya merugikan penumpang pesawat. Dengan kebijakan tersebut, otomatis harga tiket pesawat yang dioperasikan seluruh maskapai Indonesia menjadi lebih tinggi.
“Indonesia AirAsia terpaksa menaikkan harga tiket untuk rute domestik. Hal itu akan mengurangi perjalanan turis lokal, padahal Presiden Joko Widodo memiliki target untuk mengembangkan pariwisata,” ujarnya.
Laporan keuangan AirAsia Berhad kuartal IV 2014 menyebutkan sepanjang tiga bulan terakhir di tahun lalu, rata-rata harga tiket yang dijual Indonesia AirAsia adalah Rp 723.499 per penumpang. Harga tersebut diketahui naik 26 persen dibandingkan kuartal IV 2013 sebesar Rp 572.613 per penumpang.
"Ini gila, lebih murah untuk terbang internasional dibandingkan domestik. Indonesia satu-satunya negara di dunia yang memiliki harga seperti itu,” tegasnya.
Namun, dia mengaku optimis kecelakaan Airbus A320-200 QZ8501 tidak akan memberi tekanan lanjutan bagi kinerja keuangan Indonesia AirAsia pada kuartal I 2015.
“Indonesia AirAsia tidak akan membukukan kerugian lagi di kuartal I ini meskipun jumlah penumpang belum mencapai tingkat sebelumnya. Kami juga akan membidik pasar sekunder yang potensial seperti terbang ke Ambon dan Manado,” katanya.
(gen)