DPR Minta Pertamina Tunda Penjualan Pertalite

Gentur Putro Jati | CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2015 08:41 WIB
Ini mengingat persiapan teknis operasional belum tuntas dan pengurusan izin Pertalite belum selesai.
Penjual memutar pompa saat mengisi bensin di pom bensin Pertamini di jalan Atang Sanjaya, Bantarkambing, Kabupaten Bogor, Jabar, Sabtu (1/11). (ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) meminta PT Pertamina (Persero) menunda peluncuran bahan bakar minyak (BBM) dengan kadar oktan 90 Pertalite dari rencana awal dilakukan pada Mei 2015. Keputusan tersebut diambil setelah beberapa anggota dewan menilai Pertamina belum sepenuhnya siap menjual produk Pertalite ke masyarakat.

"Komisi VII DPR meminta kepada Direktur Utama Pertamina untuk menunda peluncuran produk Pertalite mengingat persiapan teknis operasional belum tuntas dan perizinan belum selesai," ujar Ketua Komisi VII DPR Kardaya Warnika, membaca kesimpulan rapat dengar pendapat dengan direksi Pertamina, Rabu (22/4) malam.

Kardaya menjelaskan hal yang juga menjadi pertimbangan himbauan untuk menunda peluncuran Pertalite ialah belum diperolehnya izin penjualan Pertalite dari Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Selain itu, perusahaan minyak dan gas bumi (migas) pelat merah tersebut juga urung menyelesaikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang membuat DPR meminta Dwi Soetjipto Cs untuk menunda penjualannya.

"Lalu apabila di kemudian hari akan di pasarkan, agar di konsultasikan dulu dengan Komisi VII DPR terkait harga, stasiun penjualan, dan hal teknis lainnya," tegas Kardaya.

Tetap Diluncurkan Mei

Meskipun mengaku akan menuruti permintaan DPR tersebut, namun Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto merasa Pertamina diperlakukan berbeda dengan perusahaan-perusahaan di sektor ritel BBM lainnya. "Waktu Shell meluncurkan produk barunya V-Gas apakah ada permintaan penundaan seperti ini? Terkadang kami merasa tidak diperlakukan sama," ujar Dwi dihadapan para anggota dewan.

Sementara Direktur Pemasaran Pertamina Ahmad Bambang tetap yakin perseroan bisa menjual Pertalite sesuai jadwal yang direncanakan yaitu Mei 2015. Pasalnya menurut Bambang Pertalite merupakan alternatif bahan bakar yang bisa dibeli masyarakat pemilik mobil dengan kebutuhan minimal BBM RON 90. Dengan demikian dia menegaskan hadirnya Pertalite, dipastikan tidak untuk menggantikan Premium. "Pemilik mobil keluaran lama dan pengusaha angkutan umum bisa tetap menggunakan premium. Sementara pemilik kendaraan baru yang menilai harga Pertamax terlalu mahal tapi juga sudah tidak mau menggunakan Premium, maka kami sediakan alternatif berupa Pertalite," ujarnya.

Bambang menambahkan pihaknya pun telah mengkaji sejumlah spesifikasi teknis kendaraan roda empat dan roda dua yang paling banyak digunakan di masyarakat, Selain itu, Bambang juga mengaku sudah membuat kajian kadar karbon (CO) untuk BBM jenis Premium, Pertalite, dan Pertamax. Hasilnya Premium memiliki kadar CO 4,42 miligram per kilometer, Pertalite 3,5 miligram per kilometer, dan Pertamax 2,67 miligram per kilometer. "Hasilnya, banyak mobil atau bahkan motor yang dalam buku panduannya disarankan produsen untuk menggunakan bensin RON 90-92. Sudah jarang yang merekomendasikan penggunaan RON 88 seperti Premium," kata Bambang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(dim/dim)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER