Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) menghadapi tantangan berat mencapai target 5 juta investor reksa dana pada 2017. Pasalnya, jumlah investor reksa dana saat ini baru 250 ribu nasabah dengan total nilai transaksi sebesar Rp 460 triliun atau baru 46 persen dari target Rp 1.000 triliun.
.
“Untuk mendapat 5 juta investor (reksa dana) itu banyak hal yang mesti kita benahi,” ujar Ketua APRDI Denny R. Thaher ketika ditemui dalam pembukaan Pekan Reksa Dana Nasional II di Menara Radius Prawiro Bank Indonesia, Jumat (24/4).
Untuk itu, lanjut Denny, edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai instrumen investasi ini perlu digalakkan. Kedua hal tersebut, menurutnya, harus dilakukan secara masif, terstruktur dan berkesinambungan.
Selain itu, lanjut Denny, teknologi pendukung juga perlu ditingkatkan. Berbeda dengan bursa saham, jelasnya, selama ini transaksi reksa dana belum sepenuhnya terintegrasi secara on-line sehingga tidak efisien. Data penjualan dan pembelian produk pun masih dimasukkan secara manual dan belum tersaji real-time.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari sisi jumlah sumber daya manusia (SDM), Denny menilai masih sangat rendah sehingga untuk mencapai target 5 juta investor semakin berat. “Tenaga penjual saat ini kita baru sekitar 16 ribu,” katanya.
Kendati demikian, Denny optimistis target jumlah nasabah tersebut dapat tercapai pada 2017 mengingat jumlah masyarakat golongan menengah Indonesia mencapai 40 juta jiwa. Keyakinan tersebut didorong oleh upaya industri melakukan perbaikan, sosialisasi dan edukasi ke masyarakat, serta pengembangan sistem elektronik yang terpusat dan otomatis.
Untuk memberikan edukasi dan memasyaratkan produk reksa dana, APRDI kembali menggelar Pekan Reksa Dana Nasional mulai 24 hingga 30 April 2015. Sebanak 22 lembaga pengelola reksa dana berpartisipasi pada acara tersebut.
Denny berharap melalui kegiatan ini, semakin banyak masyarakat yang mengenal produk reksa dana. Menurutnya, reksa dana merupakan instruken investasi jangka panjang yang tahan banting dalam menghadapi gejolak perekonomian.
Sebelumnya, pada 19-30 Januari lalu APRDI juga telah menggelar kegiatan serupa di Gedung Soemitro Djojohadikusumo Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Selama 10 hari pameran berlangsung, terdapat sekitar 2.536 pengunjung, 472 diantaranya terjaring sebagai investor dengan nilai invetasi mencapai Rp 913 juta
(ags)