Waskita Karya Genjot Proyek Jalan Tol Kuta-Gilimanuk

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Jumat, 24 Apr 2015 15:30 WIB
Jalan tol Kuta-Gilimanuk memiliki panjang 125 kilo meter, dengan kebutuhan investasi bisa mencapai Rp 40 triliun.
Petugas keamanan adat Bali atau Pecalang berpatroli di jalan Tol Bali Mandara saat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1937 di Desa Adat Tuban, Badung, Bali, Sabtu (21/3). (Antara Foto/Panji Anggoro)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, berencana membangun jalan tol baru sepanjang 125 kilo meter di Pulau Bali. Direktur Utama Waskita Karya, M. Choliq, mengatakan pembangunan tol senilai Rp 40 triliun ini untuk mengurangi kemacetan, terutama di Bali Utara.

Choliq mengatakan eksekusi proyek jalan tol yang menghubungkan Kuta-Gilimanuk itu diusulkan pada tahun ini. Nantinya proyek tersebut akan dibagi dalam empat seksi.

"Kami kejar Seksi 1, yakni Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka sepanjang 25 kilo meter," kata Choliq saat ditemui di gedung DPR Jakarta, Jumat (24/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Choliq, proyek tersebut akan dikerjakan secara konsorsium dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan Pemerintah Provinsi. Adapun Waskita Karya akan menjadi pemrakarsa ke Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT).
 
"Pengajuan kira-kira dua minggu lalu. Waskita sebagai pemrakarsa bekerjasama dengan tiga Pemda dan satu Pemprov," katanya.

Choliq mengatakan, kebutuhan dana untuk membangun tol tersebut mencapai Rp 35 hingga 40 triliun. Saat ini, jelas Choliq, Waskita Karya beserta tim tengah melakukan studi kelayakan (feasibility study/FS). Menurutnya, pembebasan lahan akan menajdi tanggung jawab Waskita Karya sebagai pemrakarsa proyek.

"Urut-urutannya kita ditetapkan dulu buat FS. Baru tetapkan surat penetapan pembangunan lokasi proyek untuk penetapan  trace, baru pembebasan," katanya.

Rencananya, lanjut Choliq, tahun ini proses tender ditargetkan selesai sehingga tahun depan pengerjaan proyek secara fisik bisa. Percepatan eksekusi diupayakan mengingat tingkat kemacetan di Pulau Dewata makin hari makin parah.

"Di Bali kan perlu moderinisasi, kalau bertahan culture tapi macet. Mending mengalah tapi lancar," katanya.

(ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER