Jakarta, CNN Indonesia -- PT Indofood Sukses Makmur Tbk mencatatkan kinerja yang kurang cemerlang di sepanjang tiga bulan pertama 2015. Ini ditandai dengan anjloknya laba periode berjalan perseroan dari Rp 1,39 triliun pada kuartal I 2014, menjadi Rp 870,1 miliar hingga akhir Maret 2015 kemarin.
Selain itu, angka penjualan perseroan di triwulan pertama tahun ini juga mengalami penurunan tipis sebesar 0,1 persen menjadi Rp 15,02 triliun. “Memasuki 2015, kondisi makro ekonomi domestik masih kurang kondusif. Di tengah kondisi pasar yang penuh tantangan dan nilai tukar yang masih terus terdepresiasi, kinerja operasional kami tetap tangguh seperti yang tercermin dalam core profit kami,” ujar Anthoni Salim, Chief Executive Officer Indofood dalam keterangan resmi yang dikutip, Jumat (1/5).
Walau mengalami penurunan di pos laba bersih dan penjualan, margin laba usaha Indofood diketahui masih dapat tumbuh dari 10 persen menjadi 11,6 persen. Meski begitu, posisi marjin laba bersih mengalami penurunan menjadi 5,8 persen dari 9,2 persen. “Ini karena rugi selisih kurs yang belum teralisasi sebagai akibat melemahnya nilai tukar rupiah,” tambah manajemen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai informasi, penjualan emiten bertiker INDF tersebut di kuartal I 2015 masih ditopang oleh divisi produk konsumen bermerek sebesar 52 persen, Bogasari sebesar 25 persen, lini agribisnis sebesar 15 persen dan distribusi sekitar 8 persen.
Kinerja Anak Usaha
Sementara itu, anak usaha perseroan yang menjadi penompang penjualan produk makanan bermerk yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 796 miliar, naik 14 persen dibandingkan capaiannya di periode yang sama tahun lalu di angka Rp 698,7 miliar. Sedangkan untuk perolehan angka penjualan emiten bertiker ICBP ini di tiga bulan pertama 2015 mencapai Rp 7,97 triliun, meningkat 8,3 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu di Rp 7,36 triliun.
“ICBP kembali mencatatkan kinerja yang baik meskipun menghadapi kondisi pasar yang penuh tantangan. Kami tetap yakin pada potensi jangka panjang Indonesia, serta kami akan terus berupaya mempercepat pertumbuhan dan menyeimbangkan portofolio usaha perseroan,” tandas Anthoni.
Sejauh ini, lini bisnis mie instan masih menyumbang penjualan terbesar bagi ICBP dengan prosentasi 68 persen, disusul lini dairy 16 persen, makanan ringan 6 persen, minuman 6 persen, serta penyedap makanan, nutrisi dan makanan khusus masing-masing 2 persen.