Jakarta, CNN Indonesia -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 19 poin di level 5.086 setelah bergerak fluktuatif hari ini. Sebanyak 167 saham naik, 143 saham turun, 67 saham tidak bergerak, dan 174 saham tidak ditransaksikan.
Berdasarkan catatan Mandiri Sekuritas, hari ini, investor membukukan transaksi sebesar Rp 9,9 triliun, terdiri dari transaksi reguler Rp 7,59 triliun dan transaksi negosiasi Rp 2,31 triliun. Di pasar reguler, investor asing membukukan transaksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 1,19 triliun.
Sebanyak enam sektor melemah, dipimpin oleh sektor aneka industri yang turun 2,39 persen dan sektor industri dasar yang turun 2,14 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saham di sektor aneka industri yang paling terkoreksi adalah PT Apac Citra Centertex Tbk (MYTX) sebesar 14,41 persen dan PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM) negatif 5,13 persen.
Di sektor industri dasar, saham yang paling melemah adalah PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI) sebesar 10,26 persen dan PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON)minus 7,48 persen.
Dari Asia, mayoritas indeks saham terkoreksi. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang turun sebesar 2,69 persen, indeks Kospi di Korsel melemah sebesar 0,72 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong terkoreksi 0,94 persen.
Sore ini, mayoritas indeks saham di Eropa juga melemah sejak dibuka tadi siang. Indeks DAX di Jerman melemah 0,1 persen dan CAC di Perancis yang terkoreksi 0,14 persen, sedangkan indeks FTSE100 di Inggris naik 0,03 persen.
Di pasar valas, nilai tukar rupiah terkoreksi sebesar 25 poin ke Rp 12.962 per dolar AS, setelah bergerak di kisaran Rp 12.913- Rp 12.965 per dolar AS.
Satrio Utomo, Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia, menilai kendati ditutup melemah pergerakan IHSG mulai membaik. Dia menilai kekhwatirannya akan indeks terlempar dari support level 5.005 ternyata tak terbukti.
“Jawabannya sederhana, kan hampir semua big caps (saham kapitalisasi besar) sudah keluar laporan keuangannya,” ujarnya di Jakarta, Kamis (30/4).
Dalam kondisi seperti ini, Satrio menilai publik seharusnya beranggapan tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Menurutnya, hal itu yang membuat kebanyakan orang kemudian melakukan
bottom fishing (aksi beli di posisi rendah).
(ags)