Forum Asia Pasifik Jadikan Pajak Isu Utama Pembangunan

CNN Indonesia
Kamis, 30 Apr 2015 21:07 WIB
Pembiayaan proyek pembangunan jangka panjang melalui instrumen surat utang seperti sukuk juga dinilai menjadi alternatif pembiayaan pembangunan yang mutakhir.
Ilustrasi pajak. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Forum Konsultasi Keuangan untuk Pembiayaan Pembangunan Asia Pasifik menyepakati mobilisasi pajak sebagai sumber utama pembiayaan pembangunan kawasan. Sementara itu, penerbitan surat utang syariah atau sukuk dinilai Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara Asia Pasifik sebagai alternatif pendanaan yang inovatif.

"Jadi ini bukan isu Indonesia saja, tapi global. Dimana yang paling penting memobilisasi pajak. Kemudian kita harus membangun inovasi dalam pembiayaan pembangunan terutama dalam mengurai kemiskinan, ketimpangan, investasi, pembangunan manusia, isu gender dan infrastruktur," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro pada acara Asia Pasific High Level Consultation on Financing For Development di Jakarta, Kamis (30/4).

Selain itu, Bambang mengatakan pembiayaan proyek pembangunan jangka panjang melalui instrumen surat utang seperti sukuk juga dinilai menjadi alternatif mutakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bagi Indonesia memang sangat bermanfaat karena kita mendorong  mencari jalan pembiayan pembangunan dalam skala yang lebih besar. Tentu kita berharap ada kesadaran global, pembiayaan itu hal penting selain isu pembangunan," katanya.

Kesepakatan tersebut akan dituangkan dalam Jakarta Outcome Document yang akan menjadi dokumen referensi dalam pembahasan konferensi tingkat tinggi pembangunan global yang akan digelar di Addis Abba, Ethiopia pada Juli mendatang.

Selaku co-host forum, Menkeu menambahkan saat ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah mencari isu baru dalam pembahasan pembangunan global setelah topik Milenium Development Goals (MDGs) berjalan selama 15 tahun.

"Sekarang PBB sedang mencari tema pembangunan global setelah 2015, dokumen ini yang akan menjadi pembahasan dari level regional Asia Pasifik," ujar
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER