Harga Properti Melonjak, Pengembang Australia Curi Kesempatan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 12 Mei 2015 15:16 WIB
Naiknya harga properti di Indonesia akibat PPh 22 membuat perusahaan properti Australia merayu masyarakat untuk membeli apartemen di Sydney, Australia.
Crown Ashfield, menara apartemen mewah senilai Rp 880 miliar yang dibangun Crown Group. (Dok. Crown)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengembang properti asal Australia, Crown Group akan segera membangun butik apartemen di Ashfield, sebuah kawasan dekat dengan Sydney, Australia dengan nilai proyek AUS$ 88 juta. Perusahaan berharap para investor properti asal Indonesia mau berinvestasi di proyek ini mengingat tingkat pengembalian investasi yang cukup besar.

"Karena pertumbuhan nilai jual di sana selama lima tahun terakhir mencapai 72,2 persen. Tahun kemarin saja pertumbuhan nilai jualnya mencapai 20,5 persen," ujar Country Director Crown Group Michael Gunarto di Jakarta, Selasa (12/5).

Menurutnya investasi properti di kawasan Sydney sangat prospektif karena kebutuhan akan hunian yang semakin meningkat. Dengan tingkat kekosongan hunian di Sydney yang mencapai tiga persen ditambah dengan populasi yang banyak, maka properti sudah menjadi kebutuhan yang dicari masyarakat Sydney saat ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tingginya kebutuhan masyarakat Sydney akan hunian juga terlihat dari rental return yang mencapai AUS$ 450 pada tahun lalu. Bahkan kontribusi sektor properti di Sydney terhadap perekonomian Negara Bagian New South Wales, Australia mencapai AUS$ 60 miliar pada tahun lalu," tambahnya.

Tawaran bagi masyarakat kelas atas Indonesia untuk membeli properti di Australia tampak menggiurkan. Terutama setelah pemerintah secara paksa menaikkan harga rumah dan apartemen mewah dengan menerapkan perluasan kriteria hunian yang terkena Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dengan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 90/PMK.03/2015 pada 30 April 2015.

Beleid tersebut menurunkan harga acuan (treshold) rumah atau apartemen yang jadi objek PPh 22 dari sebelumnya Rp 10 miliar menjadi Rp 5 miliar. Dengan demikian, pembeli harus membayar pajak tambahan sebesar 5 persen dari harga jual setiap kali membeli properti seharga lebih dari Rp 5 miliar terhitung satu bulan sejak aturan tersebut diundangkan.

Selesai Tahun Depan

Crown Group, entitas bisnis yang didirikan oleh duo pengusaha asal Surabaya, Iwan Sunito dan Paul Sathio tersebut menargetkan proyek apartemen Ashfield bisa selesai dibangun pertengahan tahun depan. Crown hanya menyediakan 80 unit apartemen eksklusif tersebut dan membidik masyarakat menengah atas sebagai pembelinya.

Michael menambahkan, sebanyak 50 persen pembeli unit-unit apartemen ini diharapkan adalah investor asing dari luar Australia yang memang berniat menjadikan properti sebagai aset berinvestasi.

"Kami menyasar investor asal Tiongkok, Indonesia, dan Amerika Serikat. Khusus Indonesia, kami ingin menyasar transaksi sebesar AUS$ 15 juta dari total AUS$ 88 juta, yang merupakan total 80 unit apartemen yang kami jual," jelas Michael.

Ia menambahkan, sebagian besar produk yang dibangun oleh Crown Group memang digunakan oleh pembelinya untuk investasi properti, sehingga tak heran apabila pembelinya banyak yang berasal dari Australia.

Michael mengatakan, pembeli asal Indonesia sendiri merupakan pelanggan asing terbanyak nomor dua setelah Tiongkok dengan besaran 30 persen dari total nilai penjualan unit properti Crown Group yang dibeli oleh pembeli asing sejauh ini.

"Bahkan pada tahun lalu kami melihat ada peningkatan 50 persen pembeli dari Indonesia di produk-produk kami. Artinya investor Indonesia sudah melihat Sydney sebagai kawasan yang cukup prospektif," tambahnya. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER