Jakarta, CNN Indonesia -- Manajemen PT Pertamina (Persero) membenarkan bahwa rencana pembubaran Pertamina Energy Trading Limited (Petral) terlontar sejak Dahlan Iskan menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di medio 2011. Akan tetapi, lantaran alasan yang tidak jelas rencana pembubaran anak usaha Pertamina yang beroperasi di Hong Kong tersebut molor dan baru dirintis realisasinya pada 13 Mei kemarin.
"Saat itu tujuannya untuk memperbaiki tata kelola yang benar. Rencana untuk membubarkan Petral sudah didorong sejak era Pak Dahlan," ujar Wianda Pusponegoro, Vice President Corporate Communication Pertamina di Jakarta, Selasa (19/5).
Terkait pembubaran Petral saat ini, Wianda bilang Pertamina masih melakukan persiapan terkait audit investigasi yang akan mengevaluasi aset serta kewajiban yang dimiliki Petral. Pasalnya dengan adanya likuidasi otomatis aset serta kewajiban perusahaan akan dilimpahkan ke induk usahanya yaitu Pertamina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk merealisasikan hal itu, manajemen Pertamina pun telah menugaskan tim audit internal dengan dibantu oleh dua auditor independen untuk melakukan
due diligence.
"Nantinya aset dan kewajiban Petral akan dilimpahkan ke Pertamina. Kami harapkan (proses likuidasi) akan rampung dalam waktu dekat dan tidak melewati
timeline April 2016," tutur Wianda.
Aset US$ 2 MiliarDari catatan Pertamina, saat ini Petral memiliki aset sebesar US$ 2 miliar atau sekitar Rp 26 triliun. Dimana valuasi tersebut juga terdiri dari aset serta piutang dari Pertamina Energy Service (PES) dan Zambesi Investment Limited (ZIL) yang merupakan anak usaha Petral di bidang jual-beli migas di luar negeri.
Dengan mengacu pada temuan Tim Reformasi Tata Kelola Migas, PES merupakan perpanjangan tangan Pertamina di Singapura yang berfungsi melakukan pengadaan minyak impor. Akan tetapi sebagai
trading arm dan
market intellegence Pertamina, PES nyatanya tidak menjalankan fungsinya dengan baik.
Hal tersebut terjadi karena PES tidak memiliki fasilitas pencampuran minyak (blending) melainkan menyewanya dari fasilitas Trafigura Limited di Tanjung Langsat, Malaysia.
"Soal aset sedang dilakukan
review. Memang aset secara bentuk fisik tidak terlalu banyak tapi saat ini sedang didalami," kata Wianda.
(gen)