Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencoret Ronald T. Andi Kasim dan lima rekannya dari daftar kandidat direksi PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Paket direksi yang dipimpin Ronald berhenti bersaing dengan tiga kelompok kandidat lainnya karena dinyatakan tidak lolos seleksi administrasi.
Adapun paket direksi BEI yang diusung Ronald beranggotakan Bambang Widodo, Kristian M, Ignatius Girendroheru, Fivi Firgantria, Rudy Utomo, dan John Tambunan.
“Ada surat yang menyatakan paket saya tidak lolos administrasi. Ada satu poin saja alasannya. Ya kalau OJK yang sudah menilai pasti valid,” ujar Ronals saat dihubungi, Rabu (20/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan petinggi PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) tersebut mengungkapkan paket direksinya tidak lolos seleksi karena syarat dukungan minimal anggota bursa tidak terpenuhi. Menurutnya, syarat minimal dukungan tersebut menyulitkan pihaknya untuk lanjut dalam kompetisi.
“Ya itu lah, repotnya kan ada syarat-syarat mesti 10 persen dan sebagainya. Maka bisa saja ada yang double dan sebagainya,” jelasnya.
Ronald menduga ada beberapa anggota dalam tim yang diusungnya, yang tidak kompak mendukung karena paket bentukannya merupakan hasil gabungan (merger).
“Tim kami kan merger. Harusnya komit dong. Tapi ternyata teman-teman ada yang ditelikung oleh yang lain,” tuturnya.
Sebagai informasi, sebelumnya paket Ronald T. Kasim merupakan hasil merger dengan paket Reynaldi Hermansjah yang saat ini menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Jasa Marga Tbk (JSMR). Adapun, nama dari paket Reynaldi yang berpindah adalah Bambang Widodo, Kristian M, Ignatius Girendroheru, dan Fivi Firgantria.
“Ini kan pengalaman pertama saya. Tidak menyangka, ternyata dinamika tinggi sekali,” jelas Ronald.
Dia juga mengkritik persyaratan dukungan dari anggota bursa. Menurutnya mekanisme tersebut membuat para profesional yang ingin mengajukan diri menjadi terbebani karena harus meyakinkan beberapa pihak.
“Sebenarnya kalau mekanismenya begini kasihan para profesional yang ingin running. Mereka harus mengemis suara ke anggota bursa. Mestinya kan anggota sebagai pemegang saham yang membujuk para profesional yang dinilai layak memimpin dan memajukan pasar modal,” tutur Ronald.
“Ini malah sebaliknya. Jadi bukan person yang punya visi dan misi kuat yang membuat anggota bursa jadi paket, tapi ada hal lain juga,”
Sebagai informasi, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh tiap paket calon direksi adalah masing-masing harus diusung oleh minimal 10 anggota bursa. Lebih lanjut, 10 anggota bursa pendukung tersebut harus juga memenuhi syarat minimal frekuensi dan nilai transaksi perdagangan.
Sesuai ketentuan OJK, frekuensi dan nilai transaksi dari 10 anggota bursa ini minimal menyumbang 10 persen dari total frekuensi dan nilai perdagangan efek di BEI secara tahunan, sebelum mengajukan ke OJK.
Sebelumnya OJK menyatakan seleksi presentasi direksi BEI bakal dimulai pada Kamis (21/5). Hal itu dilakukan setelah seleksi administrasi selesai terhadap para paket calon direksi rampung.
“Besok seleksi wawancara dan paparan kita mulai dari pagi. Nanti tiap paket yang sudah masuk dalam ketentuan akan melakukan paparan satu per satu,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Nurhaida di Jakarta, Rabu (20/5).
Dengan gugurnya paket direksi bentukan Ronald, maka tinggal tiga tim yang bersaing. Paket Pertama calon direksi BEI terdiri dari Samsul Hidayat, Sulistyo Budi, I.G Nyoman Yetna, Chaerudin Berlian, Yohanes Liauw, Hamdi Hassyarbaini, dan Ratih D. Item.
Sementara itu, Paket Kedua terdiri dari Abiprayadi Riyanto, Wijaya Subekti, Trisnadi Yurisman, Supandi, Patricius Sendjojo, Susanty Wijaya, dan Hosea Nicky Hogan.
Paket Ketiga terdiri atas Tito Sulistio terdiri dari Alpino Kianjaya, L.I.D Da Lopez, Andrew Haswin, M. Mukhlis, Khrisna Suparto, dan Kanya Lakshmi.