Menkeu Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 6,2 Persen di 2016

Elisa Valenta Sari & Aulia Bintang Pratama | CNN Indonesia
Rabu, 20 Mei 2015 14:51 WIB
Pemerintah mematok angka minimal pertumbuhan ekonomi tahun depan 5,8 persen dan maksimal 6,2 persen.
Presiden Joko Widodo (kiri) berdiskusi dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kanan) saat acara Pencanangan Tahun Pembinaan Wajib Pajak 2015 dan Peluncuran Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN) di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (29/4). (Antara Foto/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Keuangan Bambang P.S Brodjonegoro meramalkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan sekitar 5,8-6,2 persen, lebih tinggi dari proyeksi 5,4 persen pada tahun ini.

Pernyataan Bambang tersebut sekaligus meralat prediksi pertumbuhan ekonomi sebelumnya 5,8-6,6 persen yang disampaikannya pada Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrembangnas) 2015.

"Dengan memperhitungkan perkembangan perekonomian terkini, baik global maupun domestik, yang tidak seoptimis sebelumnya, maka pertumbuhan ekonomi (2016) diperkirakan akan mencapai 5,8-6,2 persen," ujar Menkeu pada rapat paripurna di Gedung DPR, Senayan, Rabu (20/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Bambang, dalam empat tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu melambat. Bahkan pada tahun lalu, ekonomi Indonesia hanya tumbuh 5 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi tiga tahun terakhir yang di atas 6 persen.

Terkait inflasi, Bambang Brodjonegoro mengatakan targetnya untuk tahun depan sebesar 4 persen plus/minus 1 persen. Untuk mencapai target tersebut, Menkeu mengatakan koordinasi kebijakan fiskal, moneter, dan sektor riil akan ditingkatkan.

Dari sisi nilai tukar, Menkeu menyebut kisaran Rp 12.800-Rp 13.200 per dolar AS sebagai asumsi kurs yang relevan untuk tahun depan. Target baru Rupiah tersebut ditetapkan setelah mempertimbangkan berbagai risiko tekanan yang bisa muncul pada tahun depan, terutama yang berasal dari kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS.

Asumsi makro lainnya yang jadi dasar perumusan APBN 2016 adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP). Bambang Brodjonegoro memperkirakan rata-rata ICP tahun depan akan bergerak di kisaran US$ 60 S$ 80 per barel.

Sementara produksi minyak dan gas ditargetkan sekitar 1,93 juta-2,05 juta barel setara minyak per hari. Angka tersebut terdiri dari target produksi minyak 830 ribu-850 ribu barel per hari, dan target produksi gas 1,1 juta-1,2 juta barel setara minyak per hari.

Terkait acuan suku bunga, pemerintah memasang angka 4-6 persen untuk tingkat suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan pada tahun depan.

Dari sisi anggaran pemerintah, Menkeu menjanjikan pemangkasan defisit fiskal ke kisaran 1,7-2,1 persen dari PDB pada tahun depan. Prediksi tersebut lebih rendah dari proyeksi tahun ini yang bakal menembus angka 2,2 persen PDB. (ags/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER