Beli Minyak Iran, Indonesia Ikuti Jejak Tiongkok dan Jepang

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 25 Mei 2015 10:20 WIB
Pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa sendiri masih memblokir perdagangan minyak mentah dari Iran akibat pengembangan nuklir yang dilakukannya
Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil (kanan) dan Menteri ESDM Sudirman Said (kiri) bertolak ke Iran untuk matangkan kerjasama pengadaan minyak. (ANTARA FOTO/Ismar Patrizki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said akhir pekan lalu bertolak ke salah satu negara Timur Tengah, yakni Iran. Dalam kunjungannya tersebut, dua Menteri Kabinet Kerja akan mendiskusikan lebih lanjut rencana kerjasama dalam bidang energi, khususnya pengadaan minyak.

"Bahas kerjasama minyak saja, Iran kan salah satu negara minyak terbesar," ujar Sofyan Djalil kepada CNN Indonesia, Minggu (24/5) malam.

Menurut Sofyan, jika jadi bertransaksi dengan Iran, Indonesia akan menjadi salah satu konsumen yang berasal dari Asia menyusul Tiongkok, India, dan Jepang yang juga membeli minyak mentah dari Iran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara Pemerintah Amerika Serikat dan Uni Eropa sendiri masih memblokir perdagangan minyak mentah dari Iran akibat pengembangan nuklir yang dilakukannya.

Kunjungan kerja ini merupakan tindaklanjut dari pertemuan bilateral antara Presiden Republik Indonesia dengan Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani di Konferensi Asia Afika (KAA) 23 April 2015 lalu. Pemerintah juga sebelumnya telah membuka opsi untuk melakukan pembelian minyak secara langsung ke salah satu negara pendiri Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) tersebut.

Iran merupakan negara dengan cadangan minyak terbesar keempat di dunia, namun akibat ambisinya membuat senjata nuklir telah membuat negara tersebut dijatuhi sanksi oleh sejumlah negara dan komunitas internasional, salah satunya dengan memboikot produk energi yang dihasilkan Iran. (gen)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER